Telkom University Purwokerto
Mahasiswa S1 Data Science Telkom University Purwokerto Raih Juara 2 di Ajang Videografi Nasional
Prestasi membanggakan kembali ditorehkan mahasiswa Data Science Telkom University Purwokerto.
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Prestasi membanggakan kembali ditorehkan mahasiswa Data Science Telkom University Purwokerto.
Tim Wayahe Tampil sukses meraih juara ke-2 dalam Kompetisi Videografis Mahasiswa Tingkat Nasional 2025 yang diselenggarakan oleh Agen Statistik Universitas Negeri Malang (UM) dengan tema “From Stats to Stories: The Power of Data”.
Kompetisi ini berlangsung mulai 15 Agustus hingga 15 September 2025 secara daring sehingga membuka kesempatan bagi seluruh mahasiswa perguruan tinggi di Indonesia.
Para peserta diminta untuk membuat video yang berdurasi 2-3 menit berbasis data resmi BPS, lalu diunggah ke Instagram untuk dinilai oleh dewan juri berdasarkan kualitas visual, kreativitas, narasi, kesesuaian tema, serta validasi data.
Tim Wayahe Tampil yang beranggotakan Himam Bashiran sebagai ketua sekaligus analis, Donna Nur Tamara sebagai talent, serta Arif Mulya Putra sebagai videografer dan editor.
Tim Wayahe Tampil juga mengusung karya berjudul “Data Bercerita Ekonomi Banyumas 2024”. Mereka memilih subtema statistik ekonomi, khususnya sektor pertanian, kehutanan, perikanan, pariwisata, dan harga-harga.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Akademisi, Dosen Telkom University Purwokerto Raih Gelar Doktor di NTUST Taiwan
Dalam sebuah kesempatan Himam Bashiran mengungkapkan alasannya memilih subtema tersebut, “Kenapa kami memilih subtema tersebut? Simpel saja karena pada tahun 2026 akan dimulai sensus ekonomi. Jadi, kami rasa topik ini akan sangat relevan dan bermanfaat untuk masa depan.”
“Kami ingin menunjukkan bahwa data bukan sekadar angka, tetapi bisa menjadi cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari,” ungkap Donna.
Hal senada disampaikan Himam, “Kami benar-benar fokus pada analisis dan penyampaian informasi agar mudah dipahami, dengan visualisasi yang membantu audiens mengerti pesan yang kami sampaikan.”
Menariknya, persiapan mereka terbilang sangat singkat. Script hanya dibuat dalam waktu satu malam, sementara proses rekaman dilakukan selama dua hari. Menurut mereka strateginya sederhana, yakni kerja sama tim dan saling melengkapi satu dengan lainnya.
“Seneng banget sih dan bener-bener ga expect akan dapat juara 2 karena aku sendiri sebagai editor itu juga masih merasa belum terlalu puas dengan hasil editing-nya,” jelas Arif.
Meski meraih hasil gemilang, proses pembuatan karya tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah mencari dataset BPS yang relevan serta keterbatasan pengalaman akting yang membuat proses perekaman video berlangsung berkali-kali.
“Saya sering lupa script saat rekaman, jadi harus mengulang berkali-kali. Tapi berkat semangat dari Himam dan Arif, akhirnya bisa selesai juga,” ujar Donna.
Baca juga: Telkom University Gandeng Komunitas Batir Isyarat Banjoemas Rayakan Pekan Tuli Internasional
Selain kendala teknis, manajemen waktu menjadi tantangan lain. Saat lomba berlangsung, ketiganya juga tengah mengikuti summer course yang mengharuskan mereka menyusun gambaran awal tugas akhir.
“Membagi waktu antara lomba dan akademik cukup berat, tapi kami tetap berusaha maksimal,” jelas mereka.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.