UKSW SALATIGA
SWCU Voice Harumkan UKSW di Busan 2025, Teguhkan Spirit Pelayanan dan Keunggulan Internasional
Voice of Satya Wacana Christian University (Voice of SWCU) kembali menorehkan tinta emas bagi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW),
Penulis: Adi Tri | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Voice of Satya Wacana Christian University (Voice of SWCU) kembali menorehkan tinta emas bagi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), dengan meraih Best Presentation in Ethnic Category, 2nd Prize Classic Category, dan 4th Place Gold Diploma Ethnic Category pada Busan International Choral Festival & Competition 2025, Korea Selatan. Capaian gemilang ini bukan sekadar bukti keunggulan musikal, tetapi juga manifestasi harmoni antara seni, spiritualitas, kecemerlangan akademik yang menjadi jiwa pendidikan di UKSW.
Menurut Manajer Voice of SWCU, Juanita Theresia Adimurti, S.Sn., M.Pd., capaian ini merupakan hasil perjalanan panjang yang dimulai sejak Maret lalu. “Puji Tuhan atas anugerah ini. Proses yang kami jalani tidak mudah, latihan intensif, pembinaan teknik vokal melalui choral clinic bersama tiga maestro vokal nasional dan internasional, Satriya Krisna, Sovia Livotov, dan Ega O. Azarya, menjadi bagian penting dari persiapan kami,” ungkapnya.
Ia menambahkan, keberhasilan ini lahir dari perpaduan kerja keras, disiplin, dan spiritualitas. “Bagi kami, menyanyi bukan sekadar performa artistik, melainkan bentuk pelayanan. Dengan doa dan semangat kebersamaan, setiap anggota mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan dan prestasi ini menjadi hadiah indah dari-Nya,” ujarnya.
Lebih jauh, Juanita menegaskan bahwa keberhasilan di Busan bukan sekadar kebanggaan personal, tetapi juga institusional. “Capaian ini menjadi momentum yang membanggakan bagi UKSW untuk semakin dikenal di dunia internasional, bukan hanya unggul secara akademik, tetapi juga kaya dalam seni dan pelayanan. Prestasi ini memperkuat motto kami Let’s Go Singing and Serving, karena paduan suara bagi kami adalah ruang pembentukan musikal, spiritual, dan karakter mahasiswa,” ujarnya.
Ke depan, Voice of SWCU berkomitmen untuk terus memperkuat tradisi keunggulan yang telah dibangun. Juanita menutup dengan penuh refleksi, “Fokus kami bukan sekadar mempertahankan prestasi, tetapi memperluas dampak pelayanan lewat paduan suara. Kami akan memperkuat pembinaan anggota baru dan mengembangkan program pelatihan berkelanjutan. Jika kami tetap setia dan rendah hati, kami percaya Tuhan akan terus memakai Voice of SWCU sebagai alat untuk memberkati banyak orang dan memuliakan nama-Nya melalui musik,” pungkasnya.
Harmoni di Panggung Dunia
Senada dengan itu, Ketua Voice of SWCU Rizky Setiawan, menggambarkan momen kemenangan di Busan sebagai pengalaman emosional yang tak terlupakan. “Jujur, rasanya campur aduk antara haru, bangga, dan tidak percaya. Ketika nama Voice of SWCU diumumkan, kami seperti melihat kilas balik dari semua perjuangan, latihan panjang, kelelahan, hingga momen-momen nyaris menyerah. Kemenangan ini bukan hanya milik kami yang tampil, tetapi milik semua yang pernah menjadi bagian dari Voice of SWCU. Kami bersyukur bisa membawa nama UKSW dan Indonesia di panggung dunia,” tutur Rizky.
Ia menambahkan, persiapan menuju kompetisi tersebut penuh warna dan dinamika. “Kami berlatih di tengah jadwal kuliah dan kegiatan kampus yang padat, menguasai banyak repertoar dengan tingkat kesulitan tinggi, dan menjaga kekompakan tim di tengah perbedaan pendapat. Tapi semua dilewati dengan semangat yang sama yaitu ingin mempersembahkan yang terbaik. Dukungan dari kampus, alumni, dan keluarga menjadi energi besar bagi kami,” ungkapnya.
Dari panggung internasional itu, Rizky dan tim belajar banyak hal, terutama tentang makna kolaborasi lintas budaya. “Kami belajar menghargai keberagaman ekspresi musikal dan budaya dari tim-tim negara lain. Musik benar-benar bahasa universal yang menyatukan. Kami pulang bukan hanya dengan piala, tetapi dengan pelajaran tentang kerendahan hati, disiplin, dan arti kebersamaan,” tambahnya.
Keberhasilan Voice of SWCU di Busan International Choral Festival & Competition 2025 menegaskan komitmen UKSW untuk membina intelektual, spiritual, dan artistik. Capaian ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya Tujuan ke-4 Pendidikan Berkualitas dan Tujuan ke-17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, yang menekankan pentingnya pendidikan inklusif yang mengembangkan karakter, kreativitas, dan kolaborasi lintas budaya. Selain itu, prestasi ini turut merefleksikan semangat Asta Cita Presiden poin ke-7, yaitu “Memperteguh Kebudayaan dan Karakter Bangsa”, di mana pengembangan seni dan budaya menjadi bagian integral dari pembangunan manusia Indonesia.
Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 34 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai "Creative Minority" yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat.(***)
| Pius Rengka promosikan disertasi kepemimpinan transformasional NTT di yudisium Doktor FID UKSW |
|
|---|
| FKIP UKSW latih guru Salatiga menerapkan metode pembelajaran inovatif |
|
|---|
| Penutupan Bulan Bahasa 2025 SMPK Satya Wacana rayakan bahasa, budaya, semangat pemuda |
|
|---|
| Welcoming Party OMB UKSW dorong UMKM, talenta, dan keberagaman |
|
|---|
| Tradisi Bakar Batu Hangatkan Rangkaian UISPP 2025 di UKSW |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251119_uksw95.jpg)