Teror juga Dialami Julio Usai Ungkap Kejanggalan Tewasnya Iko Mahasiswa Unnes, Dibuntuti dan Direkam
Julio menuturkan, ia mulai merasa diawasi sejak berkumpul di sebuah kedai di kawasan Patemon, Gunungpati, usai acara doa bersama
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Sejumlah pihak terkait kasus kematian Iko Juliant Junior (19) mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Negeri Semarang (Unnes) angkatan 2024, mengaku mendapat teror dan intimidasi.
Terbaru, dugaan intiidasi dirasakan Julio B Harianja, alumni FH Unnes angkatan 2013.
Julio mengaku diintai dan dibuntuti orang tak dikenal usai mengungkap kejanggalan meninggalnya Iko.
Sebelumnya, kuasa hukum keluarga Iko juga menceritakan hal serupa.

Baca juga: Kondisi Terkini Ilham Saksi Kunci Kematian Iko Mahasiswa Unnes, Mulai Muncul Teror dan Intimiidasi
Peristiwa itu dialami Julio setelah dirinya menghadiri aksi doa bersama di kampus Unnes pada Senin (1/9/2025).
Julio menuturkan, ia mulai merasa diawasi sejak berkumpul di sebuah kedai di kawasan Patemon, Gunungpati, usai acara doa bersama.
Saat itu, ia bersama sejumlah mahasiswa dan alumni berdiskusi terkait dugaan kejanggalan di balik kematian Iko.
“Sejak aksi lilin itu saya sudah merasa ada gelagat tidak biasa. Awalnya saya kira hanya kebetulan ada orang nongkrong, tapi lama-lama terasa janggal.
Puncaknya saat saya didatangi orang asing di sebuah warmindo,” ujar Julio, dikutip Tribunjateng Jumat (5/9/2025).
Keesokan harinya, Selasa (2/9/2025), ia kembali berdiskusi di kedai yang sama.
Namun, beberapa orang tampak memantau dari kejauhan.
Pemilik kedai pun merasa tak nyaman hingga meminta Julio dan rekannya segera pulang.
Pada Rabu malam, Julio bersama rekannya pindah ke sebuah warung kopi tak jauh dari lokasi sebelumnya.
Sekitar pukul 23.30 WIB, ia melihat orang asing mencurigakan yang diduga memotret serta merekam suasana.
“Mereka seperti pura-pura pesan makan, tapi justru merekam. Dari situ saya makin curiga,” kata Julio.
Merasa diikuti, Julio kembali ke kedai semula. Ia bahkan melihat sekitar enam orang berbadan besar datang dengan 2–3 motor.
Julio lalu menghubungi rekan-rekannya di Ikatan Alumni FH Unnes (IKA FH Unnes) melalui WhatsApp dan membagikan lokasi langsung.
Sekitar pukul 00.10 WIB, dua rekannya menjemput.
Tak lama, orang tak dikenal itu kembali melintas sambil merekam dengan ponsel.
“Saya coba berhentikan, tapi mereka kabur. Kami akhirnya pindah ke tempat yang lebih ramai sampai subuh,” terangnya.
Julio menduga intimidasi tersebut berkaitan dengan sikapnya yang mengawal dugaan kejanggalan kematian Iko.
“Saya yang meminta autopsi sebelum Iko dimakamkan dan menyampaikan kronologi ke wartawan. Kalau ini murni kecelakaan, silakan dibuktikan. Kalau ada yang janggal, publik berhak tahu,” tegasnya.
Ia menduga orang tak dikenal yang membuntutinya merupakan bagian dari upaya intimidasi.
Bahkan Julio menilai ada kemungkinan keterlibatan pihak tertentu.
Kondisi terkini Ilham
Salah satu pihak yang bisa dimintai keterangan soal penyebab meninggalnya Iko adalah Ilham.
Ilham yang mengalami luka-luka saat ini sudah pulang di rumah sakit.
Ilham menjadi saksi kunci karena saat kejadian ia bersama Iko.
Ilham merupakan teman SMA Iko yang berboncengan saat peristiwa kecelakaan terjadi.
Oleh polisi, Iko dan Ilham disebut mengendarai motor dengan kecepatan tinggi hingga mengalami kecelakaan dengan motor Vario yang dikendarai oleh Fiki dan Aziz.
Meski demikian karena Ilham masih trauma, perlu waktu untuk meminta keterangan darinya.
Apalagi perkembangan terbaru, mulai muncul teror terkait kasus ini.
Selain intimidasi ke Julio. kuasa Hukum Keluarga Iko dari Pusat Bantuan Hukum (PBH) Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Fakultas Hukum (FH) Unnes Semarang mendapatkan Intimidasi.
"Iya, satu anggota kami hari ini dibuntuti oleh enam orang tak dikenal di Semarang (Gunungpati).
"Namun, kami belum bisa memastikan siapa orang itu, premankah atau pihak lainnya," jelas Ketua PBH IKA FH Unnes Semarang, Ady Putra Cesario kepada Tribun, Kamis (4/9/2025).
Selepas adanya kejadian itu, Cesar kini mewanti-wanti kepada tim advokasi dari PBH IKA FH Unnes agar tetap berhati-hati.
"Jangan keluar sendiri terutama saat malam hari karena pasti banyak orang yang ingin mengambil kesempatan dalam situasi seperti ini ya," katanya.
Tak hanya tim kuasa hukum, rumah keluarga Iko kini setiap harinya didatangi oleh puluhan orang asing.
Mereka datang yang dengan alasan hendak melayat.
Caesar menyebut, keluarga akhirnya memilih untuk tidak menerima tamu sama sekali dengan alasan privasi dan keamanan.
"Keluarga meminta waktu untuk pemulihan psikologis karena masih ada trauma.
Ketika ada tamu seperti itu dan dia enggak kenal otomatis ada rasa takut," ucapnya.
Mengingat kondisi keluarga Iko dan tim advokasi yang sudah mulai diganggu oleh orang tak dikenal, pihak alumni kini mulai menghubungi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dan Ombudsman.
Lembaga LPSK dihubungi untuk memberikan perlindungan terhadap keluarga korban.
"Ada beberapa anggota Tim Advokasi sudah menghubungi LPSK tinggal bersurat saja," kata Cesar.
Berkaitan dengan Ombudsman, pihaknya meminta bantuan untuk mengawasi kinerja Polda Jateng dalam menangani kasus ini.
"Ombudsman bisa mengawal kasus ini agar kepolisian bekerja dengan transparan karena kasusnya menjadi perhatian publik cukup besar," imbuhnya.
Cesar juga mengingatkan Polda Jateng agar menyelesaikan perkara ini melalui pemeriksaan yang terbuka berdasarkan dengan saksi-saksi yang valid.
"Kami juga akan bersurat kepada pihak Polda untuk mengawal perkara ini secara transparan dan serius," tuturnya.
Revisi polisi
Polisi pada awalnya mengatakan kecelakaan yang dialami Iko terjadi di Jalan Dr Cipto, Kota Semarang, Minggu, 31 Agustus.
Namun, titik lokasi kecelakaan diubah menjadi di Jalan Veteran samping Polda Jateng.
"Kami mendapatkan informasi bahwa Ilham sudah pulang tapi masih dalam kondisi trauma," terang Cesar.
Ia memahami kondisi trauma yang dialami Ilham.
Sebab, Ilham telah kehilangan temannya dari peristiwa tersebut.
"Informasinya Ilham juga mengalami rasa takut, belum berani bercerita terkait dengan kronologis kejadian itu," paparnya.
Meskipun bisa bertemu dengan saksi kunci, Cesar bersama timnya masih melakukan pengumpulan bukti-bukit lain dalam peristiwa yang diduga menjadi penyebab kematian korban.
"Kami masih akan mengumpulkan bukti-bukti kamera CCTV terutama yang disebut polisi di Jalan Veteran Semarang," katanya.
Sementara Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jateng Kombes Pol Artanto mengatakan, kasus ini akan dilakukan gelar perkara oleh Satlantas Polrestabes Semarang dibantu oleh Dirlantas Polda Jateng, pada Jumat (5/9/2025).
"Gelar perkara terkait kasus kecelakaannya untuk menentukan kasus itu naik ke penyidikan atau sebaliknya. Nanti dilakukan secara tertutup, kalau hasilnya nanti terbuka," bebernya.
Artanto menyakini kejadian itu sebagai peristiwa kecelakaan bukan kejadian lainnya.
"Kejadian itu murni kecelakaan," bebernya. (Iwn)
Julio Terus Dibuntuti Orang soal Kematian Iko Unnes |
![]() |
---|
"Mereka Memotret dan Merekam" Cerita Julio Harianja Dibuntuti Saat Melakukan Investigasi Iko Juliant |
![]() |
---|
Pakar Hukum Tegaskan Kematian Janggal Iko Mahasiswa Unnes Bisa Diusut Polisi Tanpa Laporan Keluarga |
![]() |
---|
Kematian Janggal Iko Mahasiswa Unnes, Tim Hukum Diintimidasi dan Polda Jateng Gelar Perkara Tertutup |
![]() |
---|
Ini Ciri-ciri Pria Tegap yang Buntuti dan Teror Julio Usai Ungkap Kejanggalan Tewasnya Iko Unnes |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.