Lipsus Tribun Jateng
Jalan Panjang Tawuran Bandarharjo vs Kuningan Semarang Utara : Eksistensi, Stigma dan Korban Jiwa
Dua kelurahan di Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang meliputi Bandarharjo dan Kuningan memiliki
Penulis: iwan Arifianto | Editor: muh radlis
Mereka takut ketika melintas terus ada kelompok tawuran,” ujarnya.
Tak hanya menyebarkan ketakutan, akibat maraknya tawuran Kuningan juga mendapatkan stigma sebagai daerah rawan.
Jati menuturkan, bukti wilayah mereka mendapatkan stigma sebagai daerah yang rawan ketika kesulitan memesan ojek online pada malam hari.
Ojol ketika itu takut masuk ke wilayahnya dengan alasan takut ada tawuran.
“Ketika kita berelasi ketemu dengan orang luar lalu kita menyebut warga Kuningan mereka menganggap kita dari wilayah yang banyak orang nakal, padahal tidak seperti itu, kondisinya sudah berbeda,” ucapnya.
Eri Yuniarto (48) Warga Kelurahan Kuningan, Semarang Utara mengaku heran masih maraknya tawuran di wilayahnya meskipun sudah ada banyak korban termasuk korban meninggal dunia.
Pemuda itu berinisial NTO yang tewas saat dua kelompok dari Kuningan dan Bandarharjo tawuran di Jembatan Puter, depan Puskesmas Bandarharjo, Peristiwa ini terjadi pada Agustus 2024 lalu.
Pria yang juga menjabat sebagai ketua RT 8 RW 2 itu mengungkap, ada remaja di wilayahnya sampai tiga kali ditangkap polisi akibat tawuran.
“Remaja RT sebelah ada yang sampai enam kali,” katanya.
Para remaja yang tawuran sekarang lebih menakutkan karena menggunakan senjata tajam dengan ukuran lebih dari satu meter.
Bahkan, ada yang sampai menggunakan bom molotov. Mereka juga lebih terorganisir karena menantang lawannya melalui media sosial.
“Ketemu di mana dan jam berapa juga dilakukan di media sosial,” tuturnya.
Meskipun ada pergeseran penggunaan alat untuk tawuran, menurut Eri para remaja di wilayahnya melakukan tawuran di tempat-tempat favorit mereka seperti Jembatan Boom Lama atau Jalur Gaza, Jembatan Glodak, Jembatan Puter, dan Kabana.
Ada Intel dari Gangster
Warga Bandarharjo dan Kuningan mengklaim sudah melakukan langkah-langkah pengamanan untuk mencegah adanya tawuran di wilayahnya.
Total Ada 12 Ribu Pekerja Migran Indonesia di Korea Selatan Berstatus Ilegal Alias Bulbob |
![]() |
---|
Ahli Gizi Unsoed: Program MBG Baik, tapi Belum Cukupi Kebutuhan Gizi Harian Anak |
![]() |
---|
Roti Jamuran dan Kotak Makan Bau Sabun, Berikut Ini Catatan Buruk Program MBG di Banyumas |
![]() |
---|
Berbagai Keluhan MBG di Banyumas: Makanan Hambar, Porsi Kurang, dan Distribusi Tak Merata |
![]() |
---|
CURHAT Tri Wasana Warga Semarang “Menggeh-menggeh” Kuliahkan Anak di Kampus Negeri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.