Lipsus Tribun Jateng
Jalan Panjang Tawuran Bandarharjo vs Kuningan Semarang Utara : Eksistensi, Stigma dan Korban Jiwa
Dua kelurahan di Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang meliputi Bandarharjo dan Kuningan memiliki
Penulis: iwan Arifianto | Editor: muh radlis
“Dulu tawuran bikin warga takut langsung menutup pintu. Sekarang warga malah ikut menonton tawuran,” bebernya.
Heru sanjaya (48) warga Bandarharjo, Semarang Utara mengaku, pernah ikut menangkap para remaja di bawah umur yang tawuran di wilayahnya pada Juni 2025 saat tawuran antara kelompok Tambak dan Barutikung. Ketika diinterogasi ternyata mereka dari Kendal dan Jakarta.
“Ketika kami tangkap mereka mengaku ikut tawuran di Bandarharjo karena hanya main-main bikin konten tawuran,” ungkapnya.
Ia mengungkap, kejadian tawuran di wilayahnya hampir terjadi setiap hari.
Sebagai warga, ia tentu jengah kondisi itu hingga sempat nekat membubarkan tawuran di Jembatan Glodak Bandarharjo pada Maret 2025.
“Saya bubarkan mereka malah saya mau dikeroyok. Saya ketika itu juga tabrakan motor di arena tawuran,” paparnya.
Heru mengatakan, para remaja tawuran sekarang tidak mengenal waktu dan keadaan. Dahulu tawuran akan berhenti lama ketika memakan korban jiwa, Sekarang, meskipun ada korban tidak berselang lama akan tawuran lagi.
“Dampaknya mengganggu lingkungan dan meresahkan warga sekitar. sebagai warga kita merasa sangat meresahkan dengan kejadian hampir tiap hari ada kejadian tawuran,” ungkapnya.
Sementara warga Kuningan, Semarang Utara menilai tawuran antar remaja dari dua wilayah tersebut sering terjadi karena merupakan turun temurun.
“Tawuran antar dua daerah ini sudah turun-temurun. Jaga nama. Ini lho saya warga Kuningan, Ini lho saya warga Bandarharjo,” kata Jati (47) warga Kuningan, Semarang Utara kepada Tribun, Jumat (26/7/2025).
Namun, ego kedaerahan itu kini semakin luntur. Sebab, warga dari kedua wilayah sudah saling bekerja sama menjaga keamanan.
Kendati demikian, aksi tawuran acapkali terjadi yang dilakukan oleh para remaja di bawah umur.
Jati mengak, beberapa kali memergoki dua kelompok remaja yang melakukan tawuran di jembatan Boom Lama.
Ia tidak bisa berbuat banyak karena para remaja tersebut membawa senjata tajam berupa corbek senjata tajam yang panjangnya lebih dari satu meter.
“Kasihan para pedagang di Pasar Boom Lama Kuningan yang jaraknya sekitar 300 meter dari jembatan yang sering terjadi tawuran.
Total Ada 12 Ribu Pekerja Migran Indonesia di Korea Selatan Berstatus Ilegal Alias Bulbob |
![]() |
---|
Ahli Gizi Unsoed: Program MBG Baik, tapi Belum Cukupi Kebutuhan Gizi Harian Anak |
![]() |
---|
Roti Jamuran dan Kotak Makan Bau Sabun, Berikut Ini Catatan Buruk Program MBG di Banyumas |
![]() |
---|
Berbagai Keluhan MBG di Banyumas: Makanan Hambar, Porsi Kurang, dan Distribusi Tak Merata |
![]() |
---|
CURHAT Tri Wasana Warga Semarang “Menggeh-menggeh” Kuliahkan Anak di Kampus Negeri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.