Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Kisah Item Sudiarta Sulap Jalan Gajah Mada Semarang Jadi "Museum" Mobil Klasik Tiap Minggu Pagi

Pemilik mobil klasik yang memarkirkan kendaraannya dipinggir jalan Gajah Mada menarik perhatian warga masyarakat yang melintas di jalan tersebut.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG/REZANDA AKBAR D.
SUASANA BLOK GM - Mobil klasik terparkir di jalanan Gajah Mada Semarang, membuat suasana Gajah Mada saat Minggu pagi jadi berbeda. 

“Yang datang itu dari luar kota juga ada, Bahkan ada yang nginep di hotel sekitar cuma buat gabung pagi di sini. Itu kan artinya warga haus ruang kumpul yang positif,” ujarnya.

20251109_Mobil klasik terparkir di jalanan Gajah Mada Semarang_2
SUASANA BLOK GM - Mobil klasik terparkir di jalanan Gajah Mada Semarang, membuat suasana Gajah Mada saat Minggu pagi jadi berbeda.

Influencer Otomotif Mobil Klasik Ikut Mampir

Diantara para mobil klasik itu, ada satu sosok yang selalu dikerubungi oleh para pecinta otomotif yakni Hawke Setjodiningrat, kolektor sekaligus perestorasi mobil klasik itu turut menyaksikan suasana blok GM.

Hari itu, ia datang bukan sekadar untuk melihat-lihat, tapi untuk menyaksikan bagaimana kota tempatnya dulu bersekolah telah bertransformasi jadi ruang kreatif bagi generasi baru.

“Saya sekolah di Semarang tahun ’69 sampai ’73,” ujarnya pelan, seolah membuka arsip ingatan yang sudah lama disimpan. 

“Dulu paling motor-motoran, belum ada yang kayak gini. Sekarang beda banget, Semarang sudah berubah total. Anak mudanya kreatif, energinya luar biasa.” ujarnya.

Bagi Hawke, kehadiran Blok GM bukan cuma ajang pamer mobil, tapi bukti bahwa anak muda Semarang punya arah baru dalam menyalurkan hobi. 

Ia menganggap otomotif sebagai ruang positif yang perlu dirangkul, bukan dibatasi. 

“Ini zamannya memang begini, enggak bisa dibendung. Selain main gadget, ya otomotif. Dan saya dukung penuh,” katanya tegas.

Meski begitu, ia juga menyoroti satu hal penting yakni ruang. 

“Masalahnya cuma satu, tempat. Pemerintah juga jangan langsung melarang kalau macet, tapi bantu carikan solusi. Kalau mau larang, kasih tempat yang layak. Win-win lah,” katanya.

Di tengah obrolan, pandangannya tertuju pada sebuah Shelby Cobra berwarna hijau daun mobil yang telah direstorasi oleh tangan anak muda asal Semarang. Ada nada kagum di suaranya. 

“Itu loh, mobil legendaris dunia, tapi yang restorasi wong Semarang sendiri. Anak bangsa kita bisa bikin kayak gitu. Masa enggak bangga?” tuturnya.

Sebagai kolektor yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia otomotif, Hawke percaya kreativitas semacam itu seharusnya disambut, bukan dibatasi. 

“Pemerintah mesti ajak anak-anak muda ini bicara, jangan diganggu. Bantu mereka berkembang. Karena kalau enggak, hobi positif bisa berubah arah malah ke hal-hal negatif.”

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved