Pendaki Tewas di Lawu
Kisah Lengkap Perjuangan Eko Nekat Berlari Menerjang Api Gunung Lawu
Eko terperangah saat menyaksikan empat dari lima anggota rombongannya yang akan turun usai mendaki Gunung Lawu sudah dalam keadaan terpanggang kaku
2. Tewas bersama Tunangan
Korban Gunung Lawu
TRIBUNJATENG.COM -- Keinginan Rita Septi Hurika mendaki Gunung Lawu berakhir duka. Perempuan berusia 21 tahun itu tewas bersama tunangannya, Awang Feri Pradika (25). Keduanya menjadi korban kebakaran Gunung Lawu, Minggu (18/10).
"Jadi ini adalah pendakian pertama dan terakhir Rita," ujar Lasmin, rekan kerja Rita saat ditemui di kamar mayat RSUD dr Sayidiman Magetan, Senin (19/10).
Rita merupakan keponakan Sumarwan yang juga menjadi korban kebakaran Gunung Lawu. Sumarwan bersama sang anak, Nanang Setya Utama (17) meninggal setelah terjebak di kobaran api kebakaran Gunung Lawu.
Nasib berbeda dialami keponakan Sumarwan lainnya, Eko Nurhadi (35) dan anak kandung Sumarwan, Novi dwi Isti Wanti (15). Keduanya mengalami luka bakar cukup serius, dan tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soetomo, Surabaya, dan RSUD dr Moewardi, Solo.
Sundari, Ibunda Rita syok saat mengetahui, buah hatinya tewas di gunung Lawu. Apalagi, Sundari beberapa kali telah mewanti-wanti Rita untuk tidak mendaki Gunung Lawu.
"Setiap menyampaikan keinginan untuk naik gunung Lawu, selalu saya larang. Termasuk kemarin juga sempat saya larang. Akhirnya saya memperbolehkan karena ia naik bersama pamannya, Suwarman," kata Sundari.
Sundari menyebut, penyakit maag yang diderita Rita juga menjadi alasan dirinya tidak memberi restu anaknya mendaki Gunung Lawu. Sundari khawatir penyakit maag itu kambuh ketika mendaki gunung dengan cuaca dingin.
Agung Bayu, keponakan Sumarwan menyebut rombongan Rita berangkat mendaki Gunung Lawu dari jalur Jogorogo, Ngawi, Sabtu pagi. Mereka tiba di puncak Gunung Lawu pada malam minggu. Rombongan ini mendaki Gunung Lawu lantaran hendak menikmati tradisi bulan Muharam atau Suro. Sebab, saat malam Suro, Gunung Lawu kerap didatangi orang dengan beragam tujuan.
Setelah puas menikmati Gunung Lawu, Rita dan rombongan turun melalui jalur Cemoro Sewu Magetan. Rombongan Sumarwan pun sempat bertemu rombongan lain dari Ngawi saat turun dari pos 4. Mereka sempat diingatkan agar tidak turun melalui jalur Cemoro Sewu.
"Anak saya yang bernama Wendi Wahyu Kurniawan, bersama 10 temannya, bertemu rombongan Suwarman. Anak saya sempat mengingatkan agar tidak turun melalui jalur Cemoro Sewu," ujar Widodo, ayah Wendi, yang juga berada di RSUD dr Sayidiman Magetan.
Namun saran itu tidak digubris. Rombongan Rita bersikeras turun lewat jalur Cemoro Sewu karena mengetahui ada pendaki yang naik dari jalur itu. "Berarti jalur pendakian Cemoro Sewu sudah dibuka lagi, begitu alasan Suwarman menurut cerita anak saya," kata Widodo.
Tidak lama setelah Sumarwan turun, Wendi mengaku mendengar teriakan orang meminta tolong. Suara permintaan tolong itu terdengar sanyup-sanyup. (lyz/har/nug/dna/Surya)