Mengebu-gebu, Johnson Panjaitan: 2 Mahasiswa di Kendari Tewas saat Demo itu Dibunuh, Harus Diusut
Pakar hukum Johnson Panjaitan meminta agar polisi mengusut tuntas terkait 2 mahasiswa yang tewas saat demo di Kendari.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
Dokter Yudi Ashari yang menangani Randy di Rumah Sakit Ismoyo Kendari, Kamis (26/9/2019) malam mengatakan korban mengalami luka parah di bagian dada.
"Korban dibawa sudah dengan kondisi terluka di dada sebelah kanan selebar 5 cm, kedalaman 10 cm akibat benda tajam. Luka tembak, belum bisa dipastikan peluru karet atau peluru tajam," kata dokter Yudi Ashari Ia tidak bisa memastikan jenis peluru yang menewaskan Randy, karena masih harus menunggu hasil otopsi.
Dokter Yudi menjelaskan peluru tidak mengenai organ vital, tapi udara yang masuk ke dalam rongga dada tidak bisa keluar atau menekan ke dalam.
"Udara terjebak di dalam rongga dada atau nemotorax, sehingga menyebabkan korban meninggal dunia," ujar Yudi.
Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Golden Hart mengatakan, hingga kini penyebab luka di dada Randy masih diselidiki.
"Ada bekas luka di dada sebelah kanan. Kita belum memastikan luka tersebut karena apa. Saat ini korban dibawa dari RS Korem ke Kendari untuk otopsi," ujar Harry saat diwawancarai KompasTV, Kamis (26/9/2019).
Sementara itu Yusuf Kardawi (19), mahasiswa teknik sipil Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari yang menjadi korban dalam demo di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, hingga Kamis (26/9/2019) malam, belum sadarkan diri pasca menjalani operasi.
Yusuf mengalami luka parah di kepala dan dilarikan ke RS Ismoyo Kendari lalu dirujuk ke RSUD Bahteramas Kendari.
Direktur Utama RSUD Bahteramas Sjarif Subijakto mengatakan, korban mengalami benturan di kepala dan terdapat sekitar lima luka dengan panjang sekitar 4 sampai 5 sentimeter.
“Pas masuk di sini sudah koma, dan sampai sekarang kondisinya juga koma dan sementara dirawat,” ujar Sjarif di depan IGD RSUD Bahteramas, Kamis malam.
Namun, belum dapat dipastikan benturan yang menyebabkan luka di kepala mahasiswa D3 itu dari benda tajam atau benda tumpul.
“Diagnosanya itu dia banyak terkena benturan laporan dari teman-teman. Posisi lukanya beda-beda, cukup banyak, sekitar lima,” kata Sjarif.
Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Golden Hart mengatakan polisi yang menjaga aksi demo hanya melengkapi diri dengan tameng dan tongkat, serta pengurai massa dengan menggunakan gas air mata, water canon, dan beberapa kendaraan. Dia membantah bahwa petugas menggunakan peluru tajam saat melakukan pengamanan demo.
"Tidak ada (peluru), kami pastikan pada saat apel tidak ada satupun yang bawa peluru tajam, peluru hampa, peluru karet," ujar Harry.
Untuk mencari penyebab korban meninggal, Harry mengatakan pihaknya menunggu hasil otopsi RS Kendari. (*)
• Puan Sebut DPR Rumah Rakyat, Iwan Fals: Besok Demo Boleh Masuk Dong Jangan Cuma di Gerbang
• Jika Jokowi Tidak Keluarkan Perppu KPK, Haris Azhar: Saya Sedih, Tapi Pak Masinton Pasaribu Senang
• Ucapannya Akan Disanggah Ali Ngabalin, Haris Azhar Tertawa: Nggak Perlu Ditanggapi
• Chord Kunci Gitar Man Ana Nisya Sabyan Lengkap dengan Artinya