Berteman Rob Bertahun-tahun, Akhirnya 35 Persen Warga Desa di Demak Ini Eksodus ke Semarang
Bertahun-tahun rob melanda Desa Sriwulan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.
Penulis: Moch Saifudin | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Bertahun-tahun rob melanda Desa Sriwulan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.
Seperti halnya Triyono (52), warga Sriwulan RT 6 RW 8. Triyono sejak tiga tahun lalu memutuskan pindah ke Semarang karena rumahnya sudah terendam rob.
"Rob di Desa Sriwulan paling parah lima tahunan terakhir, dan sampai saat ini.
Saya pindah ke daerah Citarum-Semarang.
Beruntungnya dikasih rumah oleh paman saya untuk ditempati.
Namun setiap hari saya masih ke Sriwulan karena terkait pekerjaan," jelasnya, Selasa (8/10/2019).
• Brigadir Dian, Polisi Disabilitas dari Banjarnegara, Kapolres: Saya Bangga Punya Anggota Seperti Dia
• Ditarget Rp 32,82 Triliun di Tahun 2019, Kanwil DJP Jateng 1 Baru Kumpulkan Rp 18,58 Triliun
• Dari 264 Perguruan Tinggi di Jawa Tengah Hanya 5 yang Terakreditasi A
• Kajati Jateng Lantik Tim Satgasus Untuk Tangani Perkara Korupsi Baru
Triyono yang juga tenaga ahli database Desa Sriwulan menjelaskan, RT 6 RW 8 Desa Sriwulan separuhnya sudah meninggalkan rumahnya.
Ia menyebut dari 40 Kepala Keluarga dan tinggal sekitar 20 KK.
Ia berharap pemerintah daerah dan pusat bisa memperhatikan.
Ia tidak bisa membayangkan, jika situasi tersebut terus dibiarkan, berapa jumlah warga di Desa Sriwulan yang mengambil langkah yang sama halnya.
"Saya berharap dinas terkait bisa merealisasikan tanggul laut yang menjadi cita-cita masyarakat.
Kalau bisa dipercepat.
Dengan adanya tanggul laut, setidaknya warga merasa lebih mantab untuk menempati," terangnya.
Sementara Kepala Desa Sriwulan, Zamroni menyebut, terdapat sekira 12.000 daftar pemilih tetap di Desa Sriwulan pada lima tahun terakhir, dan saat ini tinggal sekira 8.000 DPT.
Ia menjelaskan, warga Sriwulan kebanyakan meninggalkan rumahnya, karena hidup di Sriwulan dirasa boros.