Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pasien ODHA Merasa Terdiskriminasi, RSUD dr Moewardi Kota Solo Sampaikan Permintaan Maaf

Pasien orang dengan HIV/AIDS (ODHA) merasa 'terdiskriminasi' dan dirugikan atas pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi, Kota

Penulis: yayan isro roziki | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/YAYAN ISRO ROZIKI
Pengendara melintas di depan RSUD dr Moewardi Kota Solo. 

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - ‎Pasien orang dengan HIV/AIDS (ODHA) merasa 'terdiskriminasi' dan dirugikan atas pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi, Kota Solo.

Musababnya, usai melakukan konsultasi medis, pasien batal mendapat tindakan medis yang telah disepakati kedua belah pihak.

Keluarga pasien, sebut saja PA, menceritakan ihwal peristiwa tersebut.

Dituturkan, mulanya sang istri yang menderita hidrosalping (perlengketan saluran tuba falopi atau buluh rahim, red) konsultasi di rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) itu, pada bulan Oktober silam.

"Setelah konsultasi, dijanjikan akan ada tindakan laparaskopi satu bulan kemudian.

Saat konsultasi, kami sudah open, terbuka dengan status kami sebagai pasangan ODHA‎," ujar warga asli Kota Salatiga itu, Kamis (14/11).

Omzet Ibu Rumah Tangga ini Meningkat 60 Persen Setelah Gabung Go Food

Kecelakaan Bus Sinar Jaya Vs Bus Arimbi di Tol Cipali , Sopir Cuma Alami Luka di Wajah

Berdayakan Ibu Rumah Tangga, Rizki Ajak Berbisnis Jamu Kekinian

Cerita Keluarga Korban Kecelakaan Tol Cipali, Kuntarsih Minta Dijemput Sebelum Meninggal

Selanjutnya, ia mendapat kabar dari pihak rumah sakit bahwa tindakan laparaskopi akan dilakukan pada Rabu (13/11).

‎Karena itu, sehari sebelumnya atau Selasa (12/11) sang istri diminta sudah 'mondok' di rumah sakit.

"Tanggal 12 pagi kami berangkat ke rumah sakit.

Sesampainya di sana, sudah dilakukan tindakan medis.

Ada rontgen, ambil sampel darah, periksa detak jantung dan lainnya, sebagai persiapan untuk tindakan laparaskopi keesokan harinya," tutur PA.

Namun, sambung dia, saat petang ada petugas medis yang mendatanginya di kamar perawatan, ruang Mawar 214‎.

Petugas tersebut memberitahukan bahwa tindakan laparaskopi untuk sang istri dibatalkan.

"Petugas itu bilang, minta maaf, tindakan batal dilaksanakan.

Karena alat yang tersedia cuma satu," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved