Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Kekesalan Ibu Siswi SMP Meninggal di Gorong-gorong, Ayah Delis pun Tak Datang Tahlilan Mendoakan

Wati Fatmawati tampaknya masih tak habis dengan sikap mantan suaminya, Budi Rahmat.

Editor: galih permadi
istimewa
Jasad ABG perempuan tiba di depan Kamar Mayat RSU dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore. 

Ibu Delis, Wati Fatmawati (46) menyampaikan Ayah Desi Sulistiana atau Delis tidak hadir di pemakaman sang anak yang dilaksanakan pada Rabu (29/1/2020).

Namun, Wati enggan menjelaskan lebih rinci mengenai ketidakhadiran ayah Delis.

"Kemarin juga saat pemakaman, ayahnya enggak hadir. Sudah ya," ujarnya singkat, Jumat (31/1/2020), seperti yang dikutp dari Kompas.com.

Orangtua Delis memang sudah lama bercerai. Mereka tinggal terpisah dan hubungannya kurang harmonis setelah bercerai.

Delis (13) yang merupakan siswi SMP 6 Tasikmalaya itu tinggal bersama ibunya.

Hubungan orangtua Delis itu diungkap oleh Wakil Kepala Sekolah SMP 6 Tasikmalaya Saefulloh kepada awak media, Jumat (31/1/2020).

Delis ditemukan dalam keadaan tewas di dalam gorong-gorong tepat di depan sekolahnya.

Jenazah Delis ditemukan pada Senin (28/1/2020).

Sebelumnya, Delis menghilang tanpa kabar selepas pulang sekolah, Kamis (23/1/2020).

Pihak sekolah sempat ikut dalam pencarian Delis.

Saeful mengatakan sempat menemui ayah kandung Delis di tempat kerjanya di sebuah rumah makan di Jalan Laswi, Jumat (24/1/2020).

Ada hal ganjil yang diucapkan ayah Delis.

Ayah Delis mengaku anaknya ada bersamanya namun beberapa hari kemudian Delis justru ditemukan di gorong-gorong dan sudah tidak bernyawa.

"Waktu itu bertemu di tempat kerjanya dan yaahnya mengaku kalau anaknya bersamanya," kata Saefulloh.

Mendengar keterangan dari ayahnya tersebut, lanjut Saefulloh, pihak sekolah saat itu langsung menghentikan pencariannya dan percaya kalau korban bersama ayahnya.

"Setelah ada keterangan itu kami lega walau tidak sampai melihat Delis. Masa ayah kandung sampai menyatakan hal tidak benar," kata Saefulloh, saat dimintai keterangan oleh Tribun Jabar.

Kronologi Penemuan

Setelah Delis tak kunjung pulang, keluarga mencari-cari korban ke rumah sanak saudara. Namun, hasilnya nihil.

Keesokan harinya, keluarga melaporkan Desi yang hilang ke polisi.

"Sejak saat itulah tidak diketahui keberadaan Desi. Kami sempat melakukan pencarian ke rumah sanak-saudara tapi tidak ada. Besoknya, Jumat (24/1/2020) barulah kami lapor polisi," kata Ade Munir, kerabat korban.

Pencarian pun dilakukan. Polisi sempat mendatangi sekolah Desi di Jalan Cilembang.

Ade mengatakan polisi dan warga sempat berbincang-bincang dengan warga persis di lokasi ditemukannya jasad Desi.

"Saat itu kami berkerumun persis di sekitar atas jasad Desi berada. Tapi memang saat itu belum tercium apa-apa. Sehingga tidak curiga sama sekali jasad Desi berada di dalam gorong-gorong," ujar Ade.

Jasad Desi ditemukan di gorong-gorong yang berdiameter 50 cm.

Gorong-gorong itu berada di depan pilar SMP Negeri 6.

Desi ditemukan setelah warga curiga mencium bau tak sedap.

Warga pun semakin curiga sebab gorong-gorong tersebut mampet padahal biasanya tidak.

Kasatreskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Dadang Soediantoro, dalam laporannya ke Kapolres, AKBP Anom Karibianto mengatakan ada tiga orang yang menemukan Desi, yakni Teten, Engkos, dan Nandang.

Awalnya Teten curiga ada bau busuk dari dalam gorong-gorong.

Dia sempat mencoba mengeluarkan benda di dalam got tapi tidak sampai.

Dibantu oleh Nandang dan Engkos, mereka kemudian membongkar bagian atas gorong persis di posisi jenazah Desi berada.

"Saat dibongkar ada kaki kelihatan. Pembongkaran dihentikan dan lapor polisi," ujar Dadang.

Suasana Haru Saat Proses Evakuasi

Proses evakuasi jasad Desi Sulistina (13) dari dalam gorong-gorong di depan sekolahnya, SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore, mengundang haru warga.

Saat polisi berhasil membongkar bagian atas gorong-gorong, tersembul tangan dan kaki korban berwarna putih.

Sejumlah ibu-ibu tampak tak kuasa menahan emosi dan menangis.

Ibu kandung korban, Wati Candrawati (46), juga berada di lokasi.

Ia tampak masih tenang.

Saat itu memang belum diketahui siapa jasad perempuan tersebut.

Karena lubang dirasa masih kurang besar, polisi dengan hati-hati kembali menggali dengan menggunakan linggis.

Setelah lubang cukup besar, barulah jasad Desi bisa dievakuasi seluruhnya.

Isak tangis Wati langsung pecah, ketika ia mengetahui persis kantong dan sepatu yang dikenakan mayat itu milik Desi.

Kondisi jasad sendiri sudah mulai mengeluarkan bau tak sedap.

Bahkan wajah Desi pun sulit dikenali.

Kasatreksrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Dadang Soediantoro, mengatakan, jasad Desi ditemukan berawal dari bau tak sedap yang muncul dari dalam gorong-gorong, serta aliran air tak biasanya mampet.

"Warga kemudian melongok ke dalam gorong-gorong dari bagian yang terbuka dan terlihat ada tubuh manusia. Mereka sempat menggali di bagian atas mayat. Tapi tak dilanjutkan dan segera lapor ke kami," ujar Kasatreskrim.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejak Kematian Putrinya, Ayah Siswi SMP yang Tewas di Tasikmalaya Tak Pernah Datang ke Rumah",

Tukang Parkir di Semarang Ini Bukannya Jaga Motor Tamu Malah Dicuri, Dijual di FB Rp 2 Juta

Jadwal Copa Del Rey Malam Ini Mirandes Vs Villareal, Granada Lolos Semifinal Usai Kalahkan Valencia

Jelang Laga Perdana Liga 1 2020 Lawan Persipura, PSIS akan Gelar 2 Laga Uji Coba

Jadwal dan Live Streaming Serie A Liga Italia Malam Ini, Laga Tunda Lazio Vs Hellas Verona di RCTI

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved