DPRD Kabupaten Pekalongan
Minimalkan Banjir Pekalongan, Hindun Usulkan Parapet di Sungai Sengkarang
Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan akan mengusulkan agar Sungai Sengkarang dibangun parapet.
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, KAJEN - Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan akan mengusulkan agar Sungai Sengkarang dibangun parapet.
Hal ini diusulkan, karena ketinggian tanggul yang ada saat ini sudah sama dengan ketinggian jalan.
Sehingga, menyebabkan air tidak bisa mengalir ke laut.
"Selain itu, kami juga meminta untuk dibangun pintu keluar masuk air."
"Baik yang dari pemukiman ke laut atau sebaliknya."
"Kami mendorong ini agar segera bisa diselesaikan tahun ini," kata Hindun.
• Cerita ABK Selamat Asal Tegal, Kapal Pencari Cumi Terbalik di Perairan Bangka, Dua Orang Hilang
• Tanah Menyerupai Bubur Sudah Meluas, Warga Desa Jolosekti Diminta Waspada, BPBD Batang Pasang EWS
Itu disampaikan kepada Tribunjateng.com seusai menyalurkan bantuan logistik untuk pengungsi korban bencana banjir di Desa Api Api, Pecakaran, Semut, Sijambe, dan Wonokerto Kulon, Sabtu (29/2/2020).
Menurutnya, penanganan banjir, perlu adanya koordinasi antara Pemkab Pekalongan, Pemkot Pekalongan, dan BBWS Pemali Juana.
"Pemkab Pekalongan sudah banyak melakukan upaya untuk mengatasi banjir di wilayah utara."
"Seperti menjebol tanggul sementara dan menambah pompa penyedot air," ujarnya.
Hindun menambahkan, untuk permasalahan konsumsi bagi warga terdampak banjir, Pemkab sudah memberikan bantuan.
Seperti beras, mie instan, telur, minyak, susu, dan bahkan popok bayi.
"Kami berharap para kepala desa dapat mendistribusikan bantuan kepada warganya."
"Sehingga masyarakat dapat merasakan bantuan secara merata," tambahnya.
• Jalur KA Semarang-Rembang Bakal Dihidupkan Lagi, Ini Harapan Taj Yasin Maimoen
• Tiago Akui Solidnya Lini Tengah PSIS Semarang, Babak Pertama Bikin Frustasi Pemain Persipura
Gatal-gatal
Di sisi lain, lebih sepekan terendam banjir, masyarakat korban banjir mulai terserang penyakit gatal-gatal.
"Dari hasil pantauan di Kecamatan Wonokerto, kondisi pengungsi sehat, namun banyak warga yang mengeluh penyakit gatal-gatal," kata Hindun.
"Saya tadi meminta kepada Puskemas Wonokerto 1 untuk jemput bola kepada pengungsi banjir."
"Kemudian, terkait obat-obatan sudah lengkap tinggal pendistribusian serta pemeriksaan yang harus merata," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Wonokerto 1 dr Agustina Rusmawati mengatakan, dalam menghadapi musibah banjir, pihak melakukan jemput bola ke masyarakat yang terendam banjir.
"Ada 8 desa binaan Puskesmas Wonokerto 1 yang terendam banjir."
• Persekat Tegal Cetak Delapan Gol, Menang Telak Hadapi Africa Selection, Abong: Kami Kelelahan
• Kecelakaan di Bandungan, Bus Rem Blong, Tabrak Empat Kendaraan, Pembonceng Motor Meninggal
"Yakni Desa Api-api, Wonokerto Kulon, Tratebang, Pesanggrahan, Bebel, Pecakaran, Rowoyoso, dan Semut."
"Ketinggian di delapan desa tersebut bermacam-macam dari 20 hingga 50 sentimeter," kata dr Agus kepada Tribunjateng.com, Minggu (1/3/2020).
Menurutnya, program puskesmas jemput bola nantinya berlokasi di rumah warga yang tidak terendam air.
"Program jemput bola dilakukan karena, kondisi jalan yang ke arah puskesmas terendam air yang lumayan tinggi."
"Kemudian, penyakit yang sering terjadi saat banjir yaitu gatal-gatal dan diare."
"Dalam sehari, ada 100 pasien yang dilakukan pemeriksaan kesehatan," ujarnya.
Agus mengungkapkan, untuk stok obat-obatan di puskesmas saat ini masih aman.
"Kemarin dari dinas kesehatan kabupaten dan provinsi sudah mengirimkan bantuan obat-obatan," tambahnya. (Indra Dwi Purnomo)
• Korban Terdampak Banjir Pekalongan Mulai Terserang Gatal-gatal
• Dragan Sebut Persipura Jayapura Cetak Gol Karena Kesalahan Lini Belakang PSIS Semarang
• Tinggalkan Rumah, Madio Lupa Matikan Kompor, Rumah Warga Banyumanik Semarang Ini Ludes Terbakar
• Hati-hati Lintasi Lebakbarang, Ada Longsor di Jalur Menuju Paninggaran Pekalongan