Wabah Virus Corona
Rusuh saat Lockdown, Anak-Anak Muda Paris Serang Polisi Anti Huru-hara
Di malam ketiga kerusuhan di pinggiran Paris, gerombolan anak muda menjadikan polisi antihuru-hara target kembang api.
TRIBUNJATENG.COM, PARIS - Di malam ketiga kerusuhan di pinggiran Paris, Prancis, gerombolan anak muda menjadikan polisi antihuru-hara target kembang api.
Mereka juga membakar ban.
Kehadiran polisi untuk menegakkan lockdown memperburuk ketegangan.
• Ganjar Terima Usulan Wali Kota Semarang Soal PSBB: Jika Diterapkan Demak dan Kendal Menyesuaikan
• Teringat Pesan Kartini, Ahok: Percayalah Bahwa Masa Sulit Ini Akan Segera Berlalu
• Viral Unboxing Kasur Spring Bed Harga Murah, Ketika Dibongkar Isinya Bikin Murka
• Yuni Tak Punya Firasat Apapun Melihat 2 Pria di Kebun Kopi Bawen, Apalagi Saat Itu Siang Bolong
Banlieue Prancis, kawasan dengan penduduk berpenghasilan rendah mengelilingi kota-kota di negeri mode, sering menjadi titik nyala kemarahan atas ketidaksetaraan sosial dan ekonomi serta tuduhan kepolisian bertindak kasar.
Di Villeneuve-La-Garenne, tempat masalah pertama kali berkobar pada Sabtu (18/4/2020) pekan lalu setelah pengendara sepeda motor menabrak pintu mobil polisi yang terbuka, anak-anak muda mengarahkan tembakan kembang api ke arah polisi.
Penguncian yang diberlakukan Pemerintah Prancis untuk menahan penyebaran virus corona, menyebabkan orang hanya bisa meninggalkan rumah untuk membeli bahan makanan, pergi bekerja, mendapatkan perawatan medis, atau berolahraga.
Dalam insiden Sabtu pekan lalu, beberapa warga setempat mengatakan, petugas sengaja membuka pintu mobil polisi ke jalur pengendara sepeda motor.
Menurut Kepolisian Paris, investigasi sedang mereka lakukan atas kejadian itu.
Kerusuhan juga pecah pada Senin hingga Selasa malam di distrik-distrik sekitarnya d Prancis seperti Gennevilliers, Clichy-La-Garenne, dan Asnieres.
“Polisi bergerak melalui jalan-jalan, dengan pelontar gas air mata dan tameng.
Banyak kembang api,” kicau Clement Lanot, jurnalis lepas, di akun Twitter-nya, Senin tengah malam ketika kerusuhan meletus, seperti dilansir Reuters.
Kenangan 2005
Pada 2005, kematian dua pemuda yang melarikan diri dari kejaran polisi di pinggiran Utara Paris memicu kerusuhan nasional yang berlangsung selama tiga minggu.
"(Kejadian) ini mengingatkan saya pada 2005," kata Yves Lefebvre, Kepala SGP Unite, serikat polisi terbesar di Prancis, seperti dikutip Reuters.
"Yang saya takutkan adalah itu akan meledak di banlieues.
