Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

Profesor China Zhang Teliti Obat Kucing untuk Sembuhkan Pasien Corona: Tunjukkan Harapan!

Penelitian baru-baru ini meneliti obat yang digunakan pada kucing. Menurut para peneliti China, obat kucing menunjukkan harapan.

Editor: galih permadi
KOMPAS.COM/Instagram/Justin Bieber
Sushi, kucing Justin Bieber yang kabur dari rumah selama hampir satu bulan. 

TRIBUNJATENG.COM - Para peneliti berlomba-lomba menemukan obat untuk Covid-19.

Hingga vaksin ditemukan, mereka terus menguji berbagai obat untuk menahan virus itu berkembang.

Penelitian baru-baru ini meneliti obat yang digunakan pada kucing.

Mesum di Semak Sekolah: Pasangan ABG Ini Paksa Meneruskan Aksinya Lalu Diperkosa di Depan Pacarnya

Siulan Tono Panggil Ratusan Kucing Jalanan di Semarang, Tiap Malam Datangi Pasar Beri Makan dan Obat

Panji Petualang Kewalahan Pindahkan 2 King Kobra Twin Monsters Raksasa Melebihi Garaga ke Shelter

Pencairan Insentif Kartu Pra Kerja Lamban, Fitur Ganti Rekening Bermasalah, Ini Jawaban Admin

Menurut para peneliti China, obat kucing menunjukkan harapan.

Dilansir SCMP, Rabu (10/6/2020), obat itu disebut GC376 yang digunakan untuk mengobati penyakit menular pada kucing.

Pengembang obat telah mengajukannya ke FDA atau BPOM AS untuk meminta persetujuan darurat dan memulai uji klinis obat pada manusia.

Penelitian tersebut dipublikasikan di bioRxiv pada Minggu (7/6/2020).

Dalam makalah disebutkan penelitian itu dipimpin oleh Profesor Zhang Shuyang dari Akademi Ilmu Kedokteran Tiongkok.

Di makalah itu dikatakan bahwa pemodelan komputer dan eksperimen laboratorium menunjukkan bahwa obat itu "relatif efektif dan aman sebagai kandidat obat.”

Menghambat produksi virus

Menurut penelitian, obat GC376 berikatan dengan enzim penting SARS-CoV-2, virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Enzim yang disebut Mpro itu, memecah protein besar menjadi asam amino dan virus menggunakan asam amino ini sebagai bahan pembangun.

Tanpa Mpro, virus tidak dapat membuat salinannya sendiri.

Para ilmuwan Cina menemukan bahwa obat itu dapat dengan mudah memasuki sel yang terinfeksi oleh virus corona atau SARS-CoV-2 dan menghambat produksi virus.

Selain itu, hanya membutuhkan dosis konsentrasi yang sangat rendah untuk mencapai efek maksimum.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved