Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Sragen

Tren Gowes Sepeda Polygon Paling Diminati di Sragen, Sampai Rela Inden Bisa Laku 70 Unit Sehari

Toko Sepeda Harapan Jaya salah satunya, penjualan sepeda berbagai jenis bisa mencapai 70 dalam sehari.

TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Adanya Pandemi Covid-19 di Indonesia khususnya Sragen membuat trend masyarakat untuk berolahraga tinggi.

Salah satu olahraga yang kini banyak digandrungi warga ialah bersepeda.

Tidak hanya anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua melakukanya.

Alfian Siswa SMP Tewas Dililit Ular Piton Raksasa 7 Meter, 2 Teman Berusaha Bantu Lepas Tapi Gagal

Ariyanto Pria Tulen Dinyatakan Reaktif Hamil oleh Tim Medis Karantina Seusai Ikut Rapid Test Corona

Perempuan Bersuami Berantem dengan Pacar Baru di Ungaran Dikira Begal, Kades: Mereka Orang Demak

Menikah dengan Ardi Bakrie, Ayahanda Larang Nia Ramadhani Buka HP dan Dompet Suami

Hal ini tentu berdampak pada penjualan sepeda ontel di Kabupaten Sragen.

Toko Sepeda Harapan Jaya salah satunya, penjualan sepeda berbagai jenis bisa mencapai 70 dalam sehari.

"Memang sangat meningkat masyarakat yang beli sepeda bisa dikatakan dua kali lipat dari biasanya."

"Sehari sebelum ada Pandemi kita hanya menjual 25, kini bisa mencapai 60-70 sepeda," kata Lusiana, pemilik Toko sepeda Harapan Jaya, Selasa (16/6/2020).

Lusi menyampaikan sepeda Polygon yang memang kini menjadi primadona para pembeli.

Namun dirinya juga menjual sepeda dengan merk lain.

Harga yang ditawarkan juga bervariatif mulai dari Rp 1-5 juta.

Lusi menambahkan kini masyarakat mengincar harga tengah-tengah yaitu Rp 2-3 juta.

"Kebanyakan carinya yang 2-3 jutaan tengah-tengah lah."

"Itu saja banyak yang inden sekarang karena banyak permintaan barang jadi susah dicari," katanya.

Beberapa minggu terakhir sebanyak 50 sepeda yang inden.

Banyaknya permintaan juga membuat dirinya dan karyawan harus lembur.

Sebelum Pandemi, tokonya buka dari pukul 07.30 hingga 16.30 kini dirinya bisa membuka toko hingga pukul 17.30 bahkan harus lembur.

Meskipun ada penambahan jumlah pembeli, Lusi menyampaikan belum ada penambahan jumlah karyawan.

Dirinya menyampaikan 10 karyawannya masih bisa menghandle pesanan tersebut.

Lusi menyampaikan selain merakitkan sepeda pembeli tokonya juga menyediakan suku cadang variasi dan onderdil.

Peningkatan pembeli juga dirasakan oleh Dimas Aprilianto owner dari Toko Sepeda Semi Baru Sragen.

Dimas menyampaikan peningkatan sudah dirasakan sejak April lalu.

"Peningkatan memang ada, bisa dibilang signifikan sejak April, bisa dikatakan 3-5 kali lipat."

"Sehari 50-80 sepeda terjual" kata Dimas

Sebelum Pandemi, memang ada trend pembelian sepeda namun terjadi pasca Idul Fitri dimana ketika para anak-anak memperoleh THR.

"Tahun lalu trennya hanya ketika Idul Fitri anak-anak mendapatkan THR lalu mereka membelikan uangnya untuk sepeda, kalau ini tiga bulan berturut-turut," katanya.

Dimas menyampaikan pihaknya sempat kewalahan karena pasokan terbatas dan harga sepeda merangkak naik.

Barang inden pun banyak, namun sekarang dirinya menerapkan sistem pelumasan diawal hingga DP bagi sepeda yang bermerek seperti Polygon.

Dimas menyampaikan jika tidak melakukan pelunasan ataupun DP dirinya tidak bisa menahan barang dan barang juga tidak menumpuk di toko.

"Sehingga waktu barang datang bisa langsung dihubungi kepada yang sudah bayar jadi pasti dapatnya."

"Kebanyakan pesan tapi tidak bayar, pagi kita hubungi terkadang siang barang sudah tidak kami takut mengecewakan," katanya.

Dimas melanjutkan pembelinya tidak hanya di Sragen namun hingga luar kota seperti Solo, Wonogiri, Boyolali, Tawangmangu, Ngawi, Sukoharjo.

Dirinya memperkirakan sepeda di sana sudah tidak ada stoknya sehingga membeli ke Sragen.

Penyediaan sepeda dirinya mengatakan diambil dari beberapa kota mulai dari Surabaya, Sidoarjo, Jakarta, Solo tergantung merk.

Pengiriman bisa mencapai 4-7 hari tergantung pabrik dan ekspedisi.

Tokonya menjual berbagai merk sepeda dari kisaran harga Rp 1-8 juta.

Banyaknya pembeli membuatnya melakukan penambahan karyawan, 13 karyawannya tidak mampu melayani lonjakan pembeli, dirinya merekrut empat orang sebagai pegawai.

"Karena sekolah banyak yang libur jadi anak SMA SMK kita tarik supaya mereka mendapat penghasilan juga karena memang mereka di rumah tidak ada pekerjaan sehingga kita tarik agar produktif," katanya.

Salah satu pembeli, Muhammad Ilham Abdullah (23) warga Ngadirejo, Kecamatan Kedawung menyampaikan alasannya membeli sepeda untuk berolahraga.

"Beli sepeda untuk kegiatan olahraga saya sendiri setiap hari, setiap pagi," katanya.

Sebelum Pandemi dirinya menyampaikan sudah sering berolahraga sepeda.

Dirinya bahkan masih memiliki sepeda dirumah namun ingin membeli sepeda yang baru.

Dimasa Covid-19 ini dirinya bersama teman-teman satu kampungnya rutin bersepeda bersama setiap Minggu pagi.

Dirinya bahkan pernah bersepeda sejauh 15 kilometer.

(uti)

Anggarkan Rp 6,2 Miliar, Pemkab Batang Segera Cairkan Insentif Petugas Kesehatan Tangani Covid-19

Video Tukang Bangunan Tewas Terjatuh dari Ketinggian 3 Meter

Hartopo Apresiasi Layanan Cepat Tanpa Kontak Fisik  BPJAMSOSTEK Kudus

Daftar Permintaan Nyleneh 13 OTG Corona Mulai Bosan Dikarantina ke Bupati Sragen

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved