Berita Regional
Kreuz Sepeda Lipat Gowes Buatan Bandung Kualitas Setara Brompton, Lebih Murah, Daftar Tunggu 2 Tahun
Sepeda Brompton menjadi sepeda yang dianggap 'mewah' oleh sebagian masyarakat.
TRIBUNJATENG.COM - Sepeda Brompton menjadi sepeda yang dianggap 'mewah' oleh sebagian masyarakat.
Hal ini tak lepas karena harga sepedanya yang mencapai puluhan juta.
Ketua Brompton Owner Indonesia, Baron Martanegara menjelaskan harga sepeda basic dari Brompton berkisar 23 - 25 Juta rupiah.
• Pak Mat Semarang Kehilangan Sapi, Maling Nekat Siang Bolong Ketemu Warga Bilang Untuk Akikah
• Nyawa Perebut Bini Orang Kebumen Nyaris Melayang, Beruntung Gagang Golok Si Malaikat Maut Rusak
• Nurul Warga Kaliwungu Kendal Tebus Sapi Limosin Rp 70 Juta untuk Dibagikan Esok Hari
• Ini Alasan Partai Nasdem Resmi Dukung Hendi-Ita di Pilwakot Semarang 2020
Di tengah tren bersepeda ketika pandemi Covid-19 harga Brompton naik cukup signifikan.
"Pas lagi pandemi, jadi 50 - 60 juta rupiah untuk basic standarnya" jelas Baron dalam tayangan youtube Tribunnews Obrolan Virtual Overview: Musim Sepeda, Bakal Seperti Batu Akik?, Kamis (30/7/2020).
Untuk mengatasi mahalnya sepeda ini apakah ada sepeda lipat "Seli" lokal yang sebagus Brompton?
Baron menjelaskan sepeda lipat lokal kini juga memliki kualitas yang baik, hanya saja kalah pamor dengan sepeda lipat dari luar.
"Sekarang kan ada sepeda Kreuz di Bandung, itu juga bagus katanya, kebetulan saya belum pernah coba, tapi banyak yang bilang sepeda ini sudah seperti Brompton" jelasnya.
Baron mendapatkan kabar sepeda Kreuz ini sudah waiting list selama 2 tahun jika ingin membelinya.
"Benar-benar dibuat secara handmade banget, katanya sekarang aja waiting list 2 tahun kedepan" ujarnya.
Baron mengungkap, tukang las tanah air termasuk jago dalam membuat kerangka sepeda.
"Tukang las kita sebenarnya jago-jago, saya sebenarnya juga bisa bikin seperti model Brompton tapi kalau copas percuma juga" ucap Baron.
Namun Baron menegaskan perlu adanya cek kelayakan yang harus diperhatikan bagi pembuat sepeda lokal.
Senada dengan Baron, Founder dari Mainsepeda.com, Azrul Ananda cukup yakin prodok lokal bisa membuat sepeda dengan kualitas yang baik.
"Soal teknologi juga bukan yang tinggi banget, jadi bukan sesuatu yang ajaib buat dilakukan" ungkapnya.
Harga sepeda Kreuz.
Dikutip dari Kompas.com, Harga sepeda Kreuz buatan Bandung yang jauh lebih murah daripada harga sepeda Brompton, mengundang penasaran orang.
Banyak penggemar sepeda mengidamkan sepeda Brompton, namun harganya yang seolah setinggi langit bagi kantong kebanyakan orang membuat mundur teratur.
Kabar tentang harga sepeda Kreuz yang terjangkau, meski mirip Brimpton, seolah menjadi angin sejuk di tengah musim kemarau.
Seperti Brompton, sepeda Kreuz merupakan hasil buatan tangan, bukan mesin pabrik.
Yudi Yudiantara (50) dan Jujun Junaedi (37) dari Bandung yang membuat dan memegang merek sepeda Kreuz.
Pada awalnya dua rekanan ini memutuskan membuat sendiri sepeda Brompton untuk display, mereka membongkar Brompton seri terbaru milik temannya.
Harga satu set frame sepeda Kreuz dibanderol Rp 3,5 juta. Bila pembeli ingin full bike, harga sepeda Kruez bisa mencapai Rp 8 juta-an.
Namun Yudi tidak menyarankan orang membeli full bike. Bagi dia, mendandani sepeda sendiri akan memberikan kebanggaan bagi si pemilik.
Untuk mendapatkan sepeda dengan harga relatif miring tersebut, calon konsumen tinggal menghubungi pembuat sepeda Kreuz melalui WhatsApp, kemudian membayar uang muka 50 persen.
Tapi konsumen harus bersabar sebelum bisa mulai mengendarai sepeda lipat Kreuz.
Mungkin lantaran tampang mirip Brompton namun harga sepeda Kruez jauh lebih murah, daftar tunggu pembeli sampai Februari 2021.
“Kami menargetkan produksi setiap bulan mencapai 10-15 unit. Sedangkan jumlah pemesanan mencapai 100 frame. Indennya sampai Februari 2021,” ungkap dia, seperti dikutip Kompas.com. Peminat Kreuz datang dari berbagai daerah di Indonesia serta beberapa negara seperti Malaysia dan Sigapura.
Saat ini Yudi mengaku ingin fokus memenuhi permintaan sepeda Kreuz dalam negeri sehingga menolak pesanan luar negeri.
Begitu pun dengan pesanan dari toko sepeda. Banyak orderan terpaksa dia tolak karena tidak ada barang. Jangankan untuk stok, pemenuhan pesanan pun harus inden.
Meski harga sepeda Kreuz jauh lebih murah daripada harga sepeda Brompton, Yudi yakin tak mungkin Kreuz mengalahkan perusahaan sekuat Brompton.
Selama ini, ia mengambil kelebihan dari Brompton, dan mengaplikasikannya di Kreuz. Pasar yang dibidik pun berbeda.
Orang yang memiliki uang, tentu akan tetap mengincar Brompton. Tapi orang yang tidak memiliki banyak uang akan memilih Kreuz yang diklaim pembuatnya berkualitas seperti Brompton, karena harga lebih terjangkau.
Kreuz berasal dari bahasa Jerman yang berarti melintas. Bagi para pembuatnya, kata ini berarti melintasi zona nyaman. Yudi yang lama bergerak di bidang kain lukis melintasi zona nyamannya dengan membuat produk bernama Kreuz.
Pemilik Kreuz lainnya, Jujun menambahkan, dalam bahasa Sunda, Kreuz diambil dari kata kareueus yang berarti kebanggaan. Kreuz juga singkatan dari Kreasi Orang Sunda.
Ia berharap sepeda Kreuz makin diapresiasi masyarakat Indonesia dan dunia. Ke depan, keduanya sudah menyiapkan beberapa strategi bisnis dan produk baru. "Intinya, tahun depan saatnya sepeda Kreuz berlari. Semoga, tak ada lagi persoalan teknis yang mengganjal," tandas dia.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Adakah Seli Lokal yang Sebagus Brompton? Ini Kata Ketua Brompton Owner Indonesia
• Polah Monyet Gila Seks yang Kuasai Kota Lopburi dan Bermarkas di Bioskop, Polisi Kewalahan Tangani
• Gara-gara Pakai Baju Kampanye Gibran, Anggota DPRD PKS Dicopot Jabatannya: Melukai Relawan dan Umat
• Viral Kisah Sedih Ojek di Rangkasbitung, Pinjamkan Motor pada Penumpang Malah Dibawa Kabur
• Tadi Pagi Embun Es Kembali Selimuti Dieng, Homestay Sudah Ramai Dipesan Akhir Pekan