OPINI
OPINI Tasroh : Awas Limbah Medis Covid-19
ESKALASI jumlah terkonfirmasi positif Covid 19 makin merebak di mana-mana dan mengancam nyawa umat manusia, tetapi sekaligus telah mengancam keamanan
Harus diakui, tak banyak pihak yang serius dan tuntas dalam pengelolaan, pengolahan dan pendayagunaan sampah/limbah medis Covid 19 selama ini. Jangankan fokus dan serius akan jenis sampah/limbah Covid 19, untuk pengelolaan sampah/limbah medis non Covid 19 pun sampai hari ini Indonesia seperti dinilai WWF Indonesia (2021) sebagai negara terburuk pengelolaan dan pengolahan sampah/limbah medis atau pun non medis.
Hal ini tak hanya lantaran nihilnya keberlanjutan kebijakan persampahan/perlimbahan oleh pemerintah, tapi juga minimnya dukungan dan partisipasi publik khususnya kalangan ahli, dunia usaha hingga komunitas masyarakat umum dalam tata laksana pengelolaan dan pengolahan sampah/limbah.
Padahal seperti di banyak negara maju seperti Jepang atau Jerman, sampah/limbah 90 persen bisa didaur ulang atau didayagunakan kembali sebagai bahan baku pupuk, obat tanaman atau produk /barang lainnya yang sangat berguna dalam berbagai dimensi kehidupan lainnya.
Di Jepang, seperti ramai diperbincangkan media, dimana ranjang atlit Olimpiade 2020 di Tikyo 100 persen terbuat dari kardus yang merupakan sampah kertas; dan ternyata 90 % sampah Covid 19, juga telah dapat didaur ulang menjadi berbagai barang/material lain yang sangat bermanfaat bagi kebutuhan hidup.
Usut punya usut ternyata di negara-negara maju, sampah/limbah Covid juga telah dikelola dengan khusus dengan teknologi khusus. Kita lihat bagaimana Mitsubishi corp, di Fukuoka, bekerja sama dengan pemerintah setemat, prefecture, mengembangkan teknologi pengolahan limbah yang kini dimanfatkan para petani dan peternak sebagai bahan pakan dan pemusnah hama tanaman. Riset terus dilakukan hingga semua jenis sampah tak satu pun yang terbuang. Semua dapat menghasilkan uang.
Tak diurus
Ini semua bisa dilakukan karena kalangan pebisnis, peneliti dan masyarakat bahu-membahu untuk mengolah berbagai jenis sampah dan limbah menjadi material yang berguna. Teknologi pengolahan dan pemanfaatan berbagai jenis sampah dan limbah made in Japan, bahkan kini marak didayagunakan oleh negara-negara Eropa dan Amerika Latin.
Sayang beribu sayang, Indonesia yang dikenal sebagai negara dengan produksi sampah dan limbah terbanyak ke-3 di kawasan Asia Pasif setelah China dan India, hanya Indonesia yang belum siginifikan menjawab persoalan sampah dan limbah dengan pendekatan teknologi modern.
Sudah hampir setengan abad, persoalan sampah dan limbah tak diurus secara tuntas, kini kembali Indonesia dengan jumlah terkonfirmasi positif Covid 19 terbanyak di dunia, (per Juli 2021 tercatat 3,41 juta) sehingga WHO menyebut sebagai episentrum Covid 19, (yang juga berdampak langsung pada larinya ratusan investor ke negara yang lebih sehat.
Oleh karenanya, hemat penulis, pemerintah dan semua pihak juga bersama-sama memperhatikan dengan seksama bagaimana pengelolaan limbah medis Covid 19 diperhatikan tuntas, di tengah seluruh perhatian pemerintah dan semua komponen bangsa pada transmisi Covid 9, mendesak juga perhatian tuntas ditujukan pada melimpahnya sampah/limbah medis Covid 19.
Jangan sampai lengah dengan sampah dan limbah Covid 19, karena dari sampah/limbah Covid 19 itu pula, upaya penanggulangan Covid berpotensi goyah. Di sinilah peran serta desain kebijakan dan teknologi mendesak ditetapkan agar sampah/limbah Covid 19 tak kembali menambah musibah.
Saatnya para teknologi medis dan pakar lingkungan berkolaborasi dengan kalangan dunia usaha cerdas dan inovatif melahirkan terobosan pengelolaan dan pengolahan sampah/limbah Covid dan bukan justru turut hanyut tidur pulas hingga terlibas sampah/limbah Covid 19 itu sendiri. Mari dengan tetap disiplin prokes, inovasi teknologi segera dihadirkan agar bergelimangnya sampah dan limbah, melahirkan berkah. (*)
Baca juga: OPINI Tasroh : Covid 19 dan Penguatan Anggaran
Baca juga: Opini Tasroh: Depresi Sosial, Hidup Dalam Seolah-olah
Baca juga: OPINI Mayada Rakhmima Karizki : Pertimbangan Pengobatan Covid-19 dan Upaya Pencegahan
Baca juga: OPINI Haris Zaky Mubarak : PPKM dan Urgensi Ketahanan Sosial