Menu Diet
5 Menu Diet Paling Populer saat Pandemi Covid-19, Disertai Kelebihan dan Kekurangannya
Tren diet terus bermunculan dari waktu ke waktu. Bahkan, jenis diet yang diterapkan figur selebritas juga bisa menjadi populer karena dianggap sukses
Cara ini dapat meningkatkan metabolisme tubuh kita, menjaga gula darah tetap rendah dan menurunkan risiko penyakit jantung.
Diet ini mungkin ideal bagi orang-orang yang mengalami obesitas dan mencoba menurunkan berat badan atau bagi mereka yang sedang mencoba melawan diabetes tipe 2 atau epilepsi.
Namun, diet keto memiliki efek samping, termasuk “keto flu” dan “keto breath.”
Menurut Harvard Health Publishing, keto flu adalah kumpulan gejala yang dapat muncul antara hari kedua dan ketujuh setelah kita memulai diet keto.
Beberapa gejala keto flu adalah sakit kepala, kelelahan, mudah terganggu, mual, sulit tidur, hingga sembelit.
Sementara menurut Healthline, keto breath atau napas keto adalah kondisi ketika kita menghasilkan rasa atau bau berbeda di mulut yang berbeda dari bau mulut biasanya (halitosis).
Beberapa orang menggambarkan rasa tersebut mirip dengan rasa logam. Tapi, selain rasa yang aneh tersebut, napas keto juga bisa berbau buah-buahan atau memiliki bau menyengat mirip penghapus cat kuku.
2. Puasa intermiten
Pola diet pada puasa intermiten (intermittent fasting) menciptakan jendela waktu makan di mana kita secara drastis mengurangi asupan makanan atau tidak makan sama sekali di waktu tersebut.
Salah satu pola paling populer adalah diet 5:2, yang mengharuskan kita lima hari makan normal dan dua hari makan terbatas.
Ada banyak pola puasa intermiten, di antaranya:
Adanya rencana hari alternatif di mana kita merotasi hari makan dan hari puasa.
Makan dengan batasan waktu yang melibatkan pembagian hari menjadi waktu makan dan tidak makan.
Salah satu contohnya adalah metode 16:8. Dalam contoh ini, kita bisa makan dalam jendela delapan jam, misalnya jam 11.00 hingga 19.00, dan berpuasa di waktu lainnya.
Puasa 24 jam atau tidak ada makanan selama sehari penuh.