Berita Salatiga
Larisi Warung Makan, Polsek Sidorejo Salatiga Canangkan Jumat Makan di Warung Tetangga
Pedagang warung makanan maupun UMKM menjadi kelompok paling terdampak pandemi virus Corona (Covid-19).
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Pedagang warung makanan maupun UMKM menjadi kelompok paling terdampak pandemi virus Corona (Covid-19).
Belum lagi, adanya sejumlah pembatasan kegiatan masyarakat dan jam operasional membuat penjual makanan semakin terpojok.
Untuk meringankan warga terdampak Polsek Sidorejo Polres Salatiga mencanangkan gerakan Jumat makan di warung tetangga.
Kapolsek Sidorejo Iptu Tri Widaryanto mengatakan gerakan Jumat makan di warung tetangga atau wilayah hukum polsek untuk membantu melarisi dagangan warga.
Baca juga: Gerbang Tol Pekalongan Dibuka, Bupati Pekalongan Fadia Berharap Perekonomian Meningkat
Baca juga: Tiga Hari Tidak Keluar Rumah Suratmi Ditemukan Sudah Meninggal Dunia
Baca juga: Konservasi Kopi Gunung Ungaran, Unnes Dampingi Petani Ngesrepbalong
Baca juga: Jadi Buronan Kasus Korupsi, Mantan Petinggi di Jepara Ditangkap di Situbondo
"Program ini sifatnya ajakan, tidak memaksa anggota. Tapi, yang jelas saya setiap hari Jumat dari sarapan sampai makan siang keluar artinya jajan ke warung-warung warga," terangnya kepada Tribunjateng.com, di Warung Makan Bu Jan, Sidorejo, Kota Salatiga, Jumat (27/8/2021)
Menurut Iptu Tri, program itu sudah berjalan hampir satu bulan setelah pencanangan secara spontan.
Awalnya, dia melakukan shalat Jumat keliling kemudian menerima aduan masyarakat yang warungnya sepi.
Ia menambahkan, dengan makan di warung-warung tetangga diharapkan membantu pendapatan.
Pasalnya, wilayah Sidorejo banyak warung makan yang dahulunya pangsa pasar mahasiswa sejak Covid-19 menjadi sepi.
"Di sini yang makan itu rata-rata mahasiswa UKSW. Nah, berhubung kampus tutup ya mereka ini sepi, kasihan kadang kita bantu sembako juga. Makan di warung ini juga sekaligus sambang masyarakat," katanya
Pemilik warung Bu Jan (60) menyampaikan selain menjual menu makanan mulai nasi rames, ceker gongso, dan aneka gorengan juga pulsa.
Dia mengaku 90 persen konsumen berasal dari mahasiswa UKSW.
Tetapi, sejak kampus tidak ada perkuliahan dan dialihkan ke daring pendapatan menurun.
"Paling hanya anak kos yang rumahnya luar Jawa dan itu tidak banyak. Karena disini yang ramai kan waktu makan siang ganti jam perkuliahan," ujarnya
Bu Jan menyatakan dengan adanya program kepolisian setiap Jumat makan ke warung-warung warga dinilai sangat membantu.
Baca juga: Jadi Buronan Kasus Korupsi, Mantan Petinggi di Jepara Ditangkap di Situbondo
Baca juga: Antusiasme Tinggi Warga Dua Kecamatan saat Jembatan Plipiran Banjarnegara Diresmikan
Baca juga: Bu Lurah yang Dipukul Oknum Babinsa Tolak Mediasi, Ini Poin Perdamaian yang Dipermasalahkan
Pasalnya, minimal satu rombongan datang lima orang dengan pembayaran minimal Rp 100 ribu. Karena selain makan, mereka juga membeli rokok dan sebagainya.
"Jadi lumayan, kalau mahasiswa kadang cuma makan saja. Lha kalau sepi begini ya gimana, paling saya kurangi porsi masakan biar tidak sisa dan basi," jelasnya. (*)