Berita Viral
Ingat Kasus Sate Sianida Bantul? Nani Pengirimnya Didakwa Pembunuhan Berencana, Ini Kisah Terbarunya
Kisah Nani ini sempat menghebohkan dimana bocah anak tukang ojek yang menjadi korban. Sementara sasaran sate sianida selamat
Eni juga membenarkan jika sosok Tomy beberapa kali datang ke rumah Nani.
Kepada para tetangga, Nani mengenalkan Tomy sebagai suaminya.
Terakhir Eni melihat Tomy datang sekitar beberapa pekan lalu.
Ia menyebut Nani berangkat kerja sekitar pukul 09.30 WIB dan baru pulang sekitar 21.30 WIB.
Walaupun terlihat sibuk, Nani kerap berkomunikasi dengan tetangganya lewat telepon atau pesan singkat.
"Orangnya baik, kalau arisan sering titip. Banyak komunikasi lewat telepon atau WA," kata Eni.
"Dia mau sosialisasi ikut di kampung tapi karena kesibukannya. Ikut arisan, tapi memang enggak bisa berangkat. Ikut tiga kali ini," ucap Eni.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Ngadi mengatakan ada sosok pria lain yang menyarankan Nani mengirim sate beracun kepada target, Tomy.
Ngadi menyebut pria tersebut berinisial R. Menurutnya Nani bekerja di sebuah salon dan Tomy serta R adalah pelangganya.
R disebutkan suka dengan Nani.
Namun perempuan 25 tahun itu memilih menjalin hubungan asmara dengan Tomy.
Tapi saat bermasalah dengan Tomy, Nani selalu bercerita pada R. Saat itu R juga yang menyarankan Nani memberikan KCN atau kalium sianida yang dicampur dengan makanan untuk Tomy.
Kepada Nani, R mengatakan efek dari KCN hanya muntah dan diare. Nani disebut membeli sianida di toko daring sebanyak 250 gram seharga Rp 224.000.
"Akhirnya tersangka pun mengikuti anjuran pelanggan inisial R dengan cara membeli (KCN) secara online," kata Ngadi dalam rilisnya, Senin (3/5/2021).
Nani kemudian mencampurkan sianida itu ke sate yang ia beli di penjual sate Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
"Untuk berapa takarannya baru kami dalami, kalau menurut pengakuan hanya satu sendok. Bentuknya semacam bubuk kristal kemudian dihaluskan," ujarnya.
Selain itu, R juga yang memberikan saran agar Nani mengirimkan makanan yang sudah diracun pada Tomy melalui ojek online tanpa aplikasi, agar tidak diketahui siapa yang mengirim.
"Tersangka mengikuti saran tesebut," ungkapnya.
Ia mengatakan tak menutup kemungkinan ada tersangka baru dan saat ini polisi masih mencari sosok R.
"Pengakuan mbak Nani seperti itu, tapi harus dibuktikan lagi. Saat ini hp-nya mati. Ya kemungkinan bisa (tambahan tersangka), kami belum bisa pastikan," ujarnya.
Sementara itu M (45) ayah Nani tak menyangka jika anak gadisnya melakukan kejahatan.
M yang tinggal di Majalengka itu juga tak mengetahui hubungan asmara anaknya termasuk pernikahan siri Nani dengan Tomy.
"Belum berkeluarga, masih sendiri. Masih gadis keneh," ujar M.
M bercerita Nani sangat tetutup. Nani merantau ke Bantul saat lulus SMP di usia 15 tahun karena diajak temannya untuk berdagang pakaian.
"Kalau tidak salah 2014 ia berangkat kerja ke Bantul setelah lulus SMP, pulang setiap Lebaran. Tapi sebelum puasa (kemarin) dia sempat pulang juga," ucapnya.
"Orangnya mah baik tapi memang pendiam. Di rumah aja kemarin diam saja, tidak cerita-cerita," ujar M.
Sementara itu Ketua RT 03 Desa Buniwangi, Johari (60) mengatakan, Nani memang dikenal orang yang baik di kampungnya.
Ia mengenal Nani sebab rumah mereka berdekatan.
"Kami di sini tidak menyangka dia punya kepribadian seperti itu. Di sini sehari-hari baik, sering berinteraksi dan bergaul sama tetangganya. Dia tiap lebaran pasti pulang," terang Johari.
Ia mengatakan Nani adalah anak pertama dari dua bersaudar. Ayah dan ibunya bercerai.
Nani kemudian tinggal di Majalengka bersama ayah dan ibu tirinya. Sedangkan sang adik ikut ibunya. (*)