Berita Banyumas
Sejarah Mendoan Banyumas Ditemukan Secara Tidak Sengaja, Kini Menjadi Warisan Budaya Tak Benda
Bagi warga Banyumas dan sekitarnya siapa yang tidak kenal dengan mendoan. Olahan makanan berbahan dasar tempe ini sangat populer.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Bagi warga Banyumas dan sekitarnya siapa yang tidak kenal dengan mendoan.
Olahan makanan berbahan dasar tempe ini sangat populer karena banyak kalangan yang menggemarinya.
Mendoan biasanya disajikan sebagai pelengkap nasi, pecel, atau sekedar camilan.
Menjadi makanan yang tidak terlepaskan dari kehidupan sehari-hari warga Banyumas, mendoan punya nilai historis tersendiri.
Belum lama ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menetapkan mendoan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb).
Baca juga: Kecelakaan Maut 4 Kendaraan di Kendal, Korban Meninggal Mashudi Pensiunan Polisi Ketiban Truk Boks
Baca juga: Pemkab Semarang Catat Belum Ada Penambahan Kasus Covid-19 dalam Satu Minggu
Baca juga: Seorang Pria Terjun dari Lantai Enam Hotel di Semarang, Korban Ancang-ancang dan Tabrak Kaca
Sungguh ini menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi warga Banyumas dan sekitarnya.
Penetapan Warisan Budaya Tak Benda 2021 yang digelar di Jakarta pada Selasa-Sabtu (26-30/10/2021) yang lalu.
Budayawan Banyumas, Ahmad Tohari bercerita, mendoan ditemukan secara tidak sengaja oleh warga Kabupaten Banyumas.
Mendoan adalah produk ketidaksengajaan tetapi menjadi lebih populer dari produk yang semula akan dibuat, yaitu keripik tempe.
Awalnya orang Banyumas akan membuat keripik tempe.
Keripik tempe dibuat dari tempe yang tipis agak lebar.
Bila sudah menjadi keripik tempe kemudian dicelupkan kepada adonan tepung, dengan bumbu garam dan ketumbar.
Adonan itu kemudian dicelupkan lalu digoreng.
Untuk menjadi keripik maka harus melalui dua tahapan cara menggorengnya.
Setelah bahan makanan itu setengah matang, diangkat dahulu dari penggorengan dan didinginkan.