Berita Banyumas
Sejarah Mendoan Banyumas Ditemukan Secara Tidak Sengaja, Kini Menjadi Warisan Budaya Tak Benda
Bagi warga Banyumas dan sekitarnya siapa yang tidak kenal dengan mendoan. Olahan makanan berbahan dasar tempe ini sangat populer.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: moh anhar
Budayawan pengarang Novel legendaris Ronggeng Dukuh Paruk itu mengetahui persis kapan mendoan ini ditemukan.
Menurutnya, mendoan ini sudah ada sejak bangsa Indonesia mengenal kedelai lalu membuat tempe.
Yang mengajari masyarakat pribumi membuat tempe adalah orang Tionghoa.
Warga Indonesia sudah mengenal tempe sejak zaman Demak atau abad ke-15.
Karena Demak saat itu sangat dipengaruhi budaya cina.
"Kita sudah mengenal tempe tentu saja olahan turunannya bisa berupa tempe goreng dan bisa jadi mendoan di situ," katanya.
Pada faktanya, gorengan ini bukan hanya ditemukan di Banyumas saja, tetapi banyak ditemukan di Kabupaten Cilacap, Purbalingga, bahkan Kebumen.
Ia berharap penetapan WTBp ini tidak menimbulkan polemik asal muasal Mendoan.
Dia mendukung mendoan adalah makanan yang berasal dari wilayah Banyumas Raya.
Artinya Banyumas bisa berarti Banyumas Raya.
Meskipun secara administratifnya orang Pemkab Banyumas, yang mendaftarkan hal itu.
"Tidak apa-apa. Karena wilayah sebaran budaya banyumas itu empat kabupaten. Bahkan mungkin menjorok ke Kebumen dan Bumiayu, Kabupaten Brebes," katanya.
Menurutnya, tidak ada perbedaan signifikan dari Mendoan, hanya ada variasi bumbu dan cita rasa yang unik dan berbeda dari mendoan.
Seorang penjual mendoan asal Sawangan Purwokerto, Siti Andayani mengaku bangga mendoan dijadikan warisan budaya.
Baca juga: Orang-orang Berlarian Nyebur Sungai Gombong Kebumen Mencari Mbah Daliyah, Anaknya Was-was
Baca juga: Seorang Pria Terjun dari Lantai Enam Hotel di Semarang, Korban Ancang-ancang dan Tabrak Kaca
Baca juga: Peringati Hari Pahlawan, The Wujil Resort Ungaran-Alfamart Beri Bingkisan ke LVRI Kabupaten Semarang
"Memang cita rasanya berbeda, mendoan Banyumas itu.
Alhamdulillah kalau ditetapkan sebagai warisan budaya," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Asis Kusumandani menambahkan pengusulan mendoan sudah sejak tahun lalu.
"Tahun lalu sudah diusulkan dan harapannya mendoan menjadi semakin mendunia," ungkapnya. (*)