Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Aplikasi Indonesia

Muncul Aplikasi Pendeteksi Stres dari Suara Buatan Mahasiswa Undip Semarang, Sudah Diminati Halodoc

Mahasiswa Undip Semarang membuat aplikasi pendeteksi stres yang sudah diminati Halodoc.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
undip semarang
Kelompok mahasiswa Undip Semarang saat mengumpulkan sampel suara untuk mendukung data pembuatan aplikasi pendeteksi stres via suara berbahasa Indonesia di Kota Semarang. 

Sementara itu, anggota kelompok, Aji Darmawan menjelaskan, aplikasi pendeteksi stres via suara  berbahasa Indonesia berbasis machine learning dirancang dengan data suara orang berbahasa Indonesia.

Diakuinya, aplikasi ini sudah ada di luar negeri namun belum ada yang berbahasa Indonesia sehingga artikulasi dan beragam hal lainnya belum dapat diterapkan ke Indonesia.

"Kami kembangkan alat ini secara bersama-sama agar dapat digunakan di Indonesia," ujarnya saat dihubungi Tribunjateng.com, Jumat (3/12/2021).

Pengembangan aplikasi ini sudah melewati tahap validasi dan uji kelayakan sehingga tinggal selangkah lagi untuk dipasarkan.

Hasil validasi telah selesai, aplikasi tersebut dapat dioperasikan dengan tingkat akurasi 77 persen.

Aplikasi sendiri masih sebatas prototipe, rencana akhir tahun atau paling lambat awal tahun 2022 aplikasi tersebut sudah mulai bisa dipasarkan.

"Kami menargetkan maksimal awal tahun 2022 aplikasi sudah dapat diterapkan dan mulai dipasarkan," bebernya. 

Cara kerja aplikasi ini dimulai dengan merekam suara terlebih dahulu  melalui gawai dan alat sejenisnya.

Rekaman suara itu dapat dilihat data frekuensi suara yang nantinya akan ditangkap sekaligus diterjemahkan oleh machine learning sehingga dapat dilihat kondisi tekanan mental seseorang.

"Selepas diketahui tingkat stres pengguna mereka dapat menindaklanjutinya dengan berkonsultasi dengan psikiater, psikolog atau ahli kesehatan jiwa yang nantinya kami kolaborasikan dalam aplikasi tersebut," imbuh Aji.

Ia menyebut, aplikasi tersebut melibatkan 60 sampel.

Seluruh sampel masih berasal dari kalangan para mahasiswa Undip Semarang.

Meski data masih terhitung kecil, ia menyakinkan alat itu tetap efektif sebab telah ditambahkan tingkat akurasi di model machine learning untuk mengatasi eror.

"Walaupun masih ada celah lantaran tingkat akurasi masih 77 persen tapi kedepannya akan ditambah data dan sampel di masyarakat luas agar meningkatkan akurasi," tegasnya.

Selain itu, aplikasi berbasis kesehatan mental ini masih dalam tahap pendeteksian yang mana saran yang diberikan oleh aplikasi berupa narasi tulisan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved