Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Aplikasi Indonesia

Muncul Aplikasi Pendeteksi Stres dari Suara Buatan Mahasiswa Undip Semarang, Sudah Diminati Halodoc

Mahasiswa Undip Semarang membuat aplikasi pendeteksi stres yang sudah diminati Halodoc.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
undip semarang
Kelompok mahasiswa Undip Semarang saat mengumpulkan sampel suara untuk mendukung data pembuatan aplikasi pendeteksi stres via suara berbahasa Indonesia di Kota Semarang. 

Nantinya aplikasi diharapkan tak hanya sebatas pendeteksi saja melainkan mampu melakukan layanan terapi agar mengurangi stres para pengguna.

"Jadi aplikasi nanti tidak hanya deteksi saja tapi terhubung oleh para psikolog profesional," katanya.

Dalam pengembangan aplikasi tersebut, pihaknya sudah bekerjasama dengan Halodoc.

Pihak Halodoc membutuhkan aplikasi tersebut sehingga menyambut baik karya para mahasiswa Undip.

"Sudah ada komunikasi sama Halodoc, nanti kami serahkan ke sana untuk dievaluasi sesuai kebutuhan pihak sana," ucapnya.

Menurut Aji, aplikasi  tersebut diharapkan mampu mengukur tingkat stres seseorang menjadi lebih efisien.

Selepas diketahui tingkat stres, pengguna  dapat segera menindaklanjutinya sekaligus mampu menemukan solusi penangan stres secara lebih dini.

"Dari aplikasi ini kami berharap mampu meningkatkan taraf hidup kesehatan mental di masyarakat terutama di kondisi pandemi. Sekaligus menjadi sarana pengembangan penelitian dan produk intelektual," terangnya.

Karya mahasiswa Undip menciptakan inovasi aplikasi pendeteksi stres via sesuai dengan semangat Kemendikbudristek yang mendorong kampus menghasilkan produk merah putih.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbudristek, Nizam mendorong kampus untuk menghasilkan produk-produk merah putih atau produk asli bikinan anak bangsa.

Untuk mendukung hal itu, pihaknya mengembangkan sains dan teknopark di Perguruan Tinggi dengan cara menciptakan kolaborasi antara kampus dengan industri.

Baginya riset dan pengembangan di kampus harus sesuai permintaan industri.

"Tanpa itu kita hanya menghasilkan prototipe untuk pameran bukan digunakan sebagai industri," terangnya saat berdiskusi dengan Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP), awal November 2021.

Ia menuturkan, untuk mendorong industri berinvestasi di riset dan pengembangan ke perguruan tinggi, pihaknya menyiapkan Kedaireka sebuah platform daring marketplace yang menjadi wadah untuk mempertemukan antara industri dan perguruan tinggi.

Kerja Sama Dunia Usaha dan Kreasi Reka (Kedaireka) sudah ada 23 ribu pengguna.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved