Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Gagas Program Pluralisme Trail, EIN Institute Kenalkan Toleransi Keberagaman bagi Generasi Muda

Esa Insan Indonesia (EIN) Institute Kota Semarang terus bekerja keras mengenalkan keberagaman kepada anak-anak hingga para anak muda. 

Penulis: iwan Arifianto | Editor: moh anhar
Dokumentasi EIN Institute Kota Semarang
Kegiatan Pluralism Trail yang dilakukan Esa Insan Indonesia (EIN) Institute Kota Semarang untuk mengenalkan anak muda kepada Toleransi dan pluralisme. 

Dia menceritakan bahwa selama ini hidup keluarganya di Medan tersekat dengan kelompok lain dan takut dengan agama mayoritas. 

Ada stereotip mereka berbahaya sehingga keluarganya pun jadi takut bermasyarakat. 

Kemudian, dia pindah ke Bandung dan menyadari di sana sangat plural.

Namun, dia kembali takut ketika di Jakarta ada keributan terkait kasus Ahok. 

Dia pun sempat putus asa apa bisa hidup damai berdampingan di Indonesia. 

"Dia ikut Plural Trail di Lasem, berkumpul dengan teman dari berbagai latar belakang, melakukan diskusi dan dia pun merasa dari kegiatan itu ketakutannya terpulihkan," ungkap Ellen.

Praktisi pendidikan berbasis keluarga atau homeschooling ini menuturkan, membumikan pluralisme melalui edukasi ke anak muda tentang keberagaman ini harus terus dilanggengkan. 

Sebab, pluralisme teoritis sudah banyak, maka pembelajaran secara praktis perlu dibumikan agar lebih populer.

"Kami lantas membuat kesan keberagaman dikemas lebih populer dan gaul, jadi tidak terkesan akademis sekali," ujarnya.

Sebelumnya, Ellen mengalami pengalaman panjang dalam membumikan keberagaman. 

Ia pemeluk agama Kristen dan berasal dari keluarga yang religius ini mempunyai tradisi berdiskusi yang kuat. 

Ia bertemu bermacam-macam orang dengan latar belakang berbeda sejak duduk di bangku kuliah di Ilmu Hukum Universitas Diponegoro Semarang.

Ia saat ketemu teman yang berbeda  banyak terlibat diskusi dan dengan berdiskusi menjadi kaya wawasan. 

Sehingga, keberagaman ini baginya memperkaya bukan berbahaya. 

Meskipun dogma dan ajaran berbeda tetapi pengalaman keimanan ada benang merah yang sama. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved