Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Fakta Baru Kerangkeng Perbudakan Manusia di Rumah Bupati Langkat Nonaktif, Pernah Ada Korban Jiwa

Fakta baru terungkap dalam penemuan kerangkeng perbudakan manusia di rumah Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Paranginangin.

Editor: rival al manaf
KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN
Diduga kerangkeng manusia ditemukan di rumah Bupati nonaktif Langkat, Terbit Rencana Perangin-angin. Keberadaan kerangkeng itu diduga merupakan bentukan dari perbudakan moderen. Kerangkeng diisi para pekerja sawit. Foto keberadaan kerangkeng itu dilaporkan Migrant Care ke Komnas HAM, Senin (24/1/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SUMATERA - Fakta baru terungkap dalam penemuan kerangkeng perbudakan manusia di rumah Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Paranginangin.

Hasil temuan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban Republik Indonesia (LPSK), Edwin Partogi Pasaribu menyampaikan pernah ada korban meninggal saat mendekam di dalam kerangkeng itu.

Ia mengatakan, informasi ini berdasarkan aduan warga Langkat yang seorang keluarganya menjadi korban meninggal di kerangkeng manusia itu.

Baca juga: Sosok Bupati Langkat Terbit Rencana yang Tertangkap OTT KPK dan Punya Penjara Kerangkeng di Rumah

Baca juga: Awalnya Ketakutan, Pria dalam Kerangkeng di Rumah Bupati Langkat Menangis Tahu Mereka Diselamatkan

Baca juga: Ada Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Langkat, Migrant CARE: Para Pekerja Disiksa

"Jadi dari informasi yang kita dapat dari keluarga ada keluargnya meninggal yang disampaikan kepada kami setelah satu bulan menjalani rehabilitasi di sel tahanan Bupati Langkat," katanya saat menggelar konferensi Pers, Sabtu (29/1/2022), dikutip dari Tribun-Medan.com.

Togi menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada 2019 lalu.

Ketika keluarga mendatangi sel untuk menjemput korban, jenazah sudah dalam keadaan dimandikan dan dikafani untuk segera dikebumikan.

"Jadi dari pengakuan keluarga korban meninggal karena alasan sakit asam lambung."

"Setelah satu bulan berada di dalam, pihak pengelola rutan menelepon jika keluarganya meninggal dengan alasan sakit."

"Namun, pihak keluarganya mencurigai ada kejanggalan kematian keluarganya," terangnya.

Korban Meninggal Lebih dari Satu Orang

Berdasarkan penyelidikan sementara, Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Choirul Anam menyebut, mereka menemukan lebih dari satu orang meninggal dunia akibat dugaan penganiayaan.

Temuan itu dipastikan ada dan sudah dilaporkan.

Dia menyebut meninggalnya para tahanan karena mendapat penganiayaan selama ditahan di kerangkeng milik Terbit.

Penganiayaan diduga dilakukan secara terstruktur dan sistematis.

"Cara merehabilitasi penuh dengan catatan kekerasan, kekerasan yang sampai hilangnya nyawa."

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved