Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Ada 1888 Hoaks Tersebar Selama 2021, Para Jurnalis Dibekali Kemampuan Memerangi Berita Palsu

Masih maraknya konten berita palsu atau hoaks menjadi tantangan di era digital seiring terus meningkatnya penggunaan internet di Indonesia.

Editor: rival al manaf
istimewa
Para pemberi materi Journalis Skill Up: Kelas Kebal Hoaks 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Masih maraknya konten berita palsu atau hoaks menjadi tantangan di era digital seiring terus meningkatnya penggunaan internet di Indonesia, terutama pada masa pandemi Covid-19.

Menyikapi hal tersebut, Danone Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melakukan inisiatif program edukasi untuk meningkatkan literasi digital, khususnya bagi para jurnalis di Indonesia, sebagai upaya memerangi berita palsu yang tersebar di berbagai portal-portal berita.

Program edukasi dan pelatihan jurnalistik yang bertajuk “Danone Journalist Skill Up: Kelas Kebal Hoaks”, berlangsung secara virtual pada 11 dan 12 April 2022 dengan menargetkan jurnalis dari skala nasional maupun lokal dan juga menggandeng Dewan Pers dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo).

Baca juga: Urap Sukun Ala Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu (Mbak Ita)

Baca juga: Link Live Streaming Real Madrid vs Chelsea di Liga Champions, Kick Off Pukul 02.00 WIB

Baca juga: Jadwal MotoGP Portugal 2022

Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi pengguna internet terbesar di dunia.

Tren jumlah pengguna internet di Indonesia terus meningkat dalam lima tahun terakhir.

Jika dibandingkan dengan tahun 2018, saat ini jumlah pengguna internet nasional sudah melonjak sebesar 54,25% dengan penetrasi internet mencapai 73,7% dari total penduduk pada awal 2022.

Tren peningkatan penggunaan internet tentunya akan sangat membantu masyarakat dalam mengakses informasi, baik untuk kepentingan edukasi, kesehatan, bisnis, maupun hiburan.

Sebanyak 80,1% atau 8 dari 10 orang Indonesia beralasan menggunakan internet untuk menemukan informasi.

Namun, di tengah tren kenaikan pengguna internet, peredaran hoaks atau berita bohong masih menjadi persoalan serius republik ini, karena dampaknya bisa merusak ekonomi, mengganggu proses demokrasi dan membahayakan kesehatan masyarakat.

Berdasarkan data yang dihimpun Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), jumlah hoaks yang tersebar di Indonesia mencapai 2.298 pada 2020.

Angka tersebut naik dari tahun 2019 mencapai 1.221 hoaks.

Adapun tiga topik utama yang banyak beredar di media sosial adalah terkait kesehatan, politik, dan kriminalitas.

Selama tahun 2021, walaupun jumlah hoaks menurun menjadi 1.888, namun dominasi hoaks masih pada isu kesehatan, khususnya terkait pandemi Covid-19, dan disebarkan paling banyak dalam bentuk campuran antara foto/video dan narasi.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel A. Pangerapan mengatakan, pihaknya menilai bahwa pemahaman dan pengetahuan tentang dunia internet dan teknologi informasi (literasi digital) sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran berita hoaks perlu terus ditingkatkan.

"Upaya itu bisa dimulai dari insan pers sebagai corong sumber informasi yang didapatkan oleh masyarakat."

"Berdasarkan Indeks Literasi Digital Indonesia yang diselenggarakan oleh Kemkominfo dan Katadata Insight Center (KIC) pada 2021, indeks literasi digital Indonesia masih berada dalam kategori sedang."

"Oleh karena itu, literasi digital merupakan salah satu pilar penting untuk mengakselerasi transformasi digital demi terwujudnya masyarakat digital Indonesia.” ucapnya dalam press rilis yang diterima Tribun Jateng.

Corporate Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin menjelaskan, pihaknya menyadari, penyebaran berita hoaks saat ini masih menjadi tantangan tak terkecuali dari sisi industri.

Dan tidak sedikit yang berkaitan dengan isu kesehatan, lingkungan atau bahkan informasi seputar produk yang belum tentu benar.

"Melihat kondisi tersebut, Danone Indonesia ingin mendukung pemerintah dalam mengedukasi masyarakat, dalam hal ini melalui jurnalis sebagai key opinion leader untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat agar bisa menyajikan informasi yang faktual dan akurat."

"Karena, keberhasilan dan kebenaran tulisan yang diberitakan untuk publik, sangat  tergantung pada kemampuan jurnalis dalam melakukan klarifikasi serta verifikasi konten berita."

"Melalui program literasi digital ‘Danone Journalist Skill Up’ ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan jurnalis tentang tren digital dan literasi, agar terhindar dari sumber informasi hoaks.” imbuhnya.

Jurnalis bekerja dalam ekosistem media massa atau pers yang merupakan salah satu pilar demokrasi, memegang peranan penting dalam melakukan verifikasi atas informasi yang disajikan dalam pemberitaan.

Baca juga: Masjid Agung Demak, Ziarah Makam Raden Patah hingga Benda-benda Peninggalan Walisongo

Baca juga: Bupati Jepara Minta Warga Bisa Kelola Sampah Rumah Tangga

Baca juga: Lomba Desa di Jepara Masuki Tahap Penilaian Akhir, Delapan Petinggi Bersaing Jadi Terbaik

Karena validitas informasi menjadi syarat penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap pers.

Selain itu, jurnalis juga sangat penting perannya dalam ikut menjernihkan simpang siur informasi yang beredar di masyarakat, untuk itu kemampuan dalam monitoring dan auditing konten media sosial, teknik digital untuk verifikasi foto, video dan lokasi, harus menjadi kemampuan standar jurnalis di era digital.

Untuk itu, skill verifikasi konten baik narasi, foto, video, lokasi, perlu terus dilatih, termasuk bagaimana membuat artikel verifikasi sesuai dengan standar periksa fakta yang dikenal secara global.(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved