Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wawancara Khusus

Sekretaris Muslimat NU Kota Semarang Maksimalkan Potensi Banyak Ormas dengan Silaturahmi

Kami bareng-bareng punya kegiatan. Belum lama ini, kami mengadakan Ormas Awards.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rustam aji
tribun jateng
Koordinator Bidang Sosial Budaya FKSB Kota Semarang yang juga Sekretaris Muslimat NU Kota Semarang, Dwi Supratiwi hadir di Studio Tribun Jateng dalam acara Tribun Topic. 

Banyak. Kita kerja sama dengan Kesbangpol. FKSB mendapat support dari Kesbangpol untuk mengadakan agenda.

Kami bareng-bareng punya kegiatan. Belum lama ini, kami mengadakan Ormas Awards.

Ini digelar tiga tahun sekali. Kita juga mengadakan dialog kebangsaan, forum diskusi, dan lain-lain.

Bagaimana menjaga toleransi antarormas?

Niat FKSB menjalin silaturahmi. Nanti timbul rasa toleransi. Kami melatih adanya toleransi.

Tidak ada kerusuhan. Ormas bersatu padu, tidak ada tawuran, demo tidak ada yang sampai rusuh. Kita sudah ada toleransi, menghormati, menyayangi.

Apa peran FKSB untuk ormas?

Ini kaitannya dengan skill. Di FKSB mau apa? Menularkan ilmu agama, sosial, atau lainnya. Di sisi lain, ada Lindu Aji, Miksemar. Banyak sekali yang ditularkan.

Apalagi, masalah difabel, FKSB juga menjembatani itu. Saya sebagai koordinator bidang sosial sering mengadakan kegiatan diskusi, layanan yang diberikan seperti apa, fasos, fasum bagaimana, sampai persoalan naik bus, apakah bisa diakses difabel.

Bagaimana peran sebagai Sekretaris Muslimat NU?

Kami saling memberi dan menerima. FKSB sebagai penyambung lidah teman-teman yang ada di muslimat. Kita punya bidang sosbud, pendidikan.

Di pendidikan, punya 60 PAUD dan TK. Kami ingin mencerdaskan kehidupan bangsa.

Banyak ormas, apakah pernah debat?

Pasti. Perbedaan pendapat wajar tapi di forum harus ada titik temu, ada benang merah yang diambil kesimpulan. Tidak ada diskusi berbeda pendapat sampai berlarut-larut.

Perbedaan pendapat wajar. Di muslimat itu jadi ghiroh atau semangat. Kalau tidak ada perbedaan pendapat tidak maju. Kita ambil sisi positifnya saja.

Kalau bisa musyawarah mufakat kenapa harus voting dalam menentukan sesuatu.

Ada pesan untuk pembaca?

Saya berpesan jangan pernah berhenti berbuat baik. Segala sesuatu kalau kita niati dengan baik Insyaallah berhasil dengan baik. Nanti akan barokah di dunia dan akhirat. (eyf)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved