Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Kementerian PPN dan Telkom Berkolaborasi Kembangkan Industri Digital Hingga 2045

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat data dari 2017 hingga 2021, ada sebanyak 62,10 persen individu

Penulis: faisal affan | Editor: Catur waskito Edy
Dok. tangkapan layar Youtube Bappenas RI -
Plt Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Rudy Soeprihadi Prawiradinata. Head of Digital Vertical Ecosystem - Health PT Telkom Indonesia Persero Tbk, Joddy Hernady. 

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional ingin BUMN (Badan Usaha Milik Negara) bisa menjadi lokomotif industri digital dalam negeri. Salah satu BUMN yang turut berperan yakni PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

Head of Digital Vertical Ecosystem - Health PT Telkom Indonesia Persero Tbk, Joddy Hernady, dalam sesi diskusi di Indonesia Development Forum 2022, mengatakan Telkom sangat mendukung digitalisasi kesehatan di Indonesia.

"Itu agar layanan kesehatan bisa dinikmati secara luas. Salah satu yang sangat penting yakni data kesehatan masyarakat. Data tersebut akan kami gunakan untuk menganalisa bagaimana pelayanan yang tepat terhadap seorang pasien. Termasuk penyediaan obat-obatan," ujarnya.

Untuk mengembangkan sebuah platform end to end, Telkom perlu mengintegrasikan data dari berbagai pihak. Mulai dari data apotek, klinik, puskesmas, rumah sakit, dan fasilitas layanan kesehatan lainnya.

"Kementerian Kesehatan sudah sempat menyampaikan roadmap bagaimana digitalisasi kesehatan ke depan. Medical record setiap pasien sangat diperlukan untuk menciptakan digitalisasi layanan kesehatan," beber Rudy.

Pihaknya meyakini saat ini sudah ada beberapa fasilitas layanan kesehatan yang memiliki data pasien. Namun, tidak semua data bisa digunakan karena tidak sesuai standar yang ditentukan.

"Medical record mungkin saat ini di setiap rumah sakit sudah ada. Tapi masih belum sesuai dengan standar," tambahnya.

Saat ini ada sekira 400 aplikasi kesehatan yang beredar di Indonesia. Telkom akan mencoba mengintegrasikan aplikasi-aplikasi itu supaya lebih efisien. Terutama aplikasi yang diciptakan oleh BUMN.

"BUMN ini punya peran yang cukup besar. Setiap BUMN bisa mendukung ekosistem kesehatan digital. Saat pandemi, penggunaan telehealth sangat tinggi. Orang sakit rata-rata langsung ke IGD dan harus bayar. Padahal sebenarnya 70 persen keluhan pasien bisa ditangani di telehealth saja," tuturnya.

Telkom berencana akan membuat sebuah platform yang menghubungkan antara pasien dengan rumah sakit/klinik/puskesmas, asuransi, laboratorium, dan apotek. Meskipun saat ini sudah banyak aplikasi yang bisa memberikan layanan kesehatan.

"Tapi nantinya bagaimana bisa mengembangkan aplikasi end to end. Pertengahan tahun 2022 ini baru kami kerjakan. Tapi kuncinya ada pada pertukaran data. Supaya mendukung roadmap yang sudah dibangun oleh Kementerian Kesehatan," pungkasnya.(afn)

Baca juga: Pj Bupati Jepara Ingatkan Para Petinggi Agar Berhati-hati Gunakan Dana Desa

Baca juga: Korem 071 Wijayakusuma Raih Penghargaan Satker Terbaik Penyerapan Anggaran 2022

Baca juga: Cegah Aksi Tawuran Antar Pelajar, Polres Tegal Insiatif Gelar Pertandingan Futsal Persahabatan 

Baca juga: Ribuan Butir Obat Berbahaya Jenis Hexymer di Banyumas Diamankan, 2 Kurir dan 1 Pengedar Diringkus

ady.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved