Berita Semarang
Ratusan Helai Kain Karya Para Perajin Batik Semarangan Dipamerkan di Kota Lama
Ratusan helai kain batik karya perajin lokal Semarang dipamerkan di Oudetrap Gallery, Taman Srigunting, Kota Lama, Semarang.
Penulis: moh anhar | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ratusan helai kain batik karya perajin lokal Semarang dipamerkan di Oudetrap Gallery, Taman Srigunting, Kota Lama, Semarang.
Pameran yang difasilitasi Batik Innovation Center ini digelar Kamis-Minggu (12-15/01/2023).
Ketua Klaster Batik Kota Semarang, Arief Prihanta, mengatakan, selama pandemi Covid-19, keberlangsungan usaha para pembatik turut terkena imbasnya.
Adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan larangan berkerumun membuat kegiatan pameran produk yang biasa mereka ikuti ditiadakan.
"Karena pandemi, semua terpengaruh, termasuk usaha batik. Omzet jadi turun. Meski demikian, kami berusaha untuk berupaya bagaimana bisa eksis," kata Arief yang juga pemilik Kalialang Batik.
Ia memaparkan satu cara agar bisnis batik ini tetap hidup saat pandemi, yaitu mengembangkan usaha turunan dari kegiatan membatik. Misalnya, memproduksi masker dan aksesoris berbahan kain batik.
Selama ini, para pembatik di Kota Semarang memanfaatkan fasilitas pemasaran yang digalang Pemerintah.
Misalnya Semarang Creative Gallery Kota Lama, UKM Center Srondol, serta galeri PKK Kota Semarang.
Ia berharap melalui pameran karya para pembatik lokal semarangan ini akan membangkitkan lagi minat untuk memproduksi batik pascapandemi.
Hal senada disampaikan Erna Setyawati.
Perajin dengan bendera Pasha Batik ini berikhtiar, adanya pameran akan membuka lagi pasar yang sempat anjlok selama pandemi.
"Para perajin ini memiliki keterampilan produksi, tapi bagaimana pasarnya? Ini kami harus bisa membuka pasar baru," kata Erna.
Erna berharap melalui pameran ini para perajin batik bisa saling berkolaborasi, baik dalam hal produksi maupun pemasaran.
Erna menekankan, agar bisa eksis, maka perajin perlu memperkuat identitas batik sebagai produk kriya tradisional.
"Jenis kain tradisional ini yang kita jual. Semua dikerjakan secara handmade. Karena sekarang banyak dikembangkan cara membatik menggunakan malam dan teknik pewarnaan yang sudah menggunakan mesin. Kami mempertahankan sisi kearifan lokalnya, karena lebih ada sisi pemberdayaan warga," tandasnya.
Ia menambahkan, proses produksi secara tradisional ini nantinya akan menjadi bahan narasi dalam pemasaran.
Parkir Semrawut di Pusat Keramaian Kota Semarang, Agustina: Masuk Kajian Brida |
![]() |
---|
Kepala Bapenda Kota Semarang: Target Pendapatan PBB Tahun Ini Masih Kurang Rp100 Miliar |
![]() |
---|
Pengadilan Tinggi Tolak Banding Robig, Vonis 15 Tahun Penjara Dinyatakan Tetap |
![]() |
---|
Ternyata 55 SPPG di Kota Semarang Baru 3 yang Kantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi |
![]() |
---|
2.461 Gram Sisa-Sisa Plastik Terselamatkan dari Pencemaran Bumi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.