Dinkes Kota Semarang Akan Lakukan Pemeriksaan Antibodi
Dinas Kesehatan Kota Semarang akan melakukan pemeriksaan antibodi. Pemeriksaan antibodi ini merupakan instruksi dari Kementerian Kesehatan
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Kesehatan Kota Semarang akan melakukan pemeriksaan antibodi. Pemeriksaan antibodi ini merupakan instruksi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk memetakan wilayah yang sudah memiliki antibodi tinggi.
Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, antibodi tinggi didapatkan setelah vaksinasi Covid-19 dilakukan secara lengkap
"PPKM memang sudah di cabut tapi pandemi kan belum, maka Kemenkes akan melihat antibodi masing-masing wilayah. Jika antibodi tinggi artinya sasaran vaksinasi di wilayah tersebut juga tinggi. Nika ada mutasi virus maka akan mudah mengatasinya," terang Hakam, Jumat (13/1/2023).
Dia menyebutkan, capaian vaksinasi booster pertama di Kota Semarang sudah 68 persen. Sedangkan, vaksinasi booster kedua yang saat ini diprioritaskan untuk lansia baru mencapai 37 persen.
Meski PPKM sudah dicabut, Dinkes mengimbau warga tetap menerapkan protokol kesehatan saat berada di kerumunan.
"Barrier utamanya tetap penggunaan masker. Paling tidak dengan memakai masker jumlah virus yang masuk tidak banyak. Jika di luar dan sendirian atau tidak banyak orang boleh melepas masker," terangnya.
Lebih lanjut, Hakam juga meminta masyarakat yang belum vaksinasi agar segera melakukan vaksinasi. Vaksinasi diklaim bisa mengurangi risiko gejala jika terpapar Covid-19.
Puskesmas di Kota Semarang masih melayani vaksinasi. Pihaknya juga masih membyka sentra vaksinasi di Public Safety Center (PSC) yang berada di sebelah Rumah Dinas Wali Kota Semarang
Dia memastikan, ketersediaan vaksin di Kota Semarang masih aman. Dinkes masih memiliki 5.000 dosis vaksin jenis pfizer.
"Rumdin memang sudah kamu tutup, tapi kami geser ke PSC dari jam 14.00-21.00. Kalau paginya bisa ke Puskesmas Manyaran sampai jam 14.00," paparnya.
Dia menjelaskan, tubuh orang yang mendapatkan vaksin akan bisa segera merespon dan bisa mengurangu risiko gejala berat.
"Kita lihat negara yang dulu menyetok vaksin terbanyak seperti China, Korea itu kasusnya masih tinggi karena ternyata disana masih banyak yang belum vaksin. Jadi, memang vaksin ini bisa menjadi pendeteksi virus yang masuk ke tubuh," ucapnya. (eyf)
Baca juga: Deep Purple akan Manggung di Solo Maret Mendatang, Gibran: Menambah Pendapatan Asli Daerah
Baca juga: Tanggapi Liga 2 2022/2023 Dihentikan, CEO Persekat: No Problem dan Fokus Siapkan Diri ke Depan
Baca juga: Bacaan Doa dan Adab Makan Sesuai Anjuran Rasulullah SAW
Baca juga: Survei BI Sebut Optimisme Konsumen Jawa Tengah Meningkat
RS Hermina Banyumanik Semarang Resmikan Gedung Baru 6 Lantai: Tak Ingin Ada Pasien Mengantri |
![]() |
---|
Kasus LSL Meningkat di Kota Semarang, Dinkes: Kelompok Risiko Tertinggi Penularan HIV |
![]() |
---|
Kolaborasi Dinkes Kota Semarang dengan Perguruan Tinggi Tingkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan |
![]() |
---|
6 Bulan Sudah Ada 664 Kasus Pneumonia di Kota Semarang, Dinkes: 3 Wilayah Paling Rentan |
![]() |
---|
5 Kelurahan di Kota Semarang Masuk Wilayah Rentan ISPA, Tiap Pekan Bisa Capai 7.000 Kasus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.