Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pati

Kasus LSD Meningkat di Pati, Peternak Diminta Cepat Lapor Dispertan Jika Ternaknya Bergejala

Penyakit yang disebabkan virus capripox ini menyerang sapi dan kerbau, menimbulkan benjolan-benjolan sepeti cacar pada kulit hewan ternak.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: deni setiawan
PEMKAB PATI
Pemberian vaksin LSD pada hewan ternak di Desa Jetak, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati, Jumat (20/1/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, PATI - 140 sapi di Kabupaten Pati terjangkit Lumpy Skin Disease (LSD) atau cacar sapi.

Hal itu disampaikan Kepala Dispertan Kabupaten Pati, Nikentri Meiningrum.

Untuk diketahui, penyakit yang disebabkan virus capripox ini menyerang sapi dan kerbau, menimbulkan benjolan-benjolan sepeti cacar pada kulit hewan ternak.

Niken menyebut, kasus LSD di Kabupaten Pati tersebar di sejumlah kecamatan.

Seperti di Kecamatan Pucakwangi, Winong, dan Tambakromo. 

”Perkembangan saat ini, sekira 140 ternak terjangkit LSD, tidak ada yang mati,” ujar dia kepada Tribunjateng.com, Rabu (22/2/2023). 

Baca juga: 19.794 Petani Ubi Kayu di Pati Terdampak Kebijakan Pusat, Tak Lagi Kejatah Pupuk Bersubsidi

Baca juga: Kronologi Lansia di Pati Kena Gendam, Uang Tabungan dan Perhiasan Raib Dibawa Pelaku

Untuk diketahui, pada Februari 2023, tercatat ada 80 sapi yang terkena LSD. 

Meskipun jumlah kasus LSD saat ini naik, Niken mengimbau para peternak agar tidak terlalu khawatir.

Sebab, penyakit ini tidak semematikan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Ia juga meminta peternak untuk segera melapor bila menemukan gejala LSD pada hewan. 

”Semakin cepat pelaporan, semakin cepat penanganannya."

"Ternak yang sakit kami obati dan karantina,” jelas dia. 

Niken menambahkan, pihaknya juga menggencarkan vaksinasi kepada ternak yang belum terjangkit penyakit ini agar tidak tertular.

Baca juga: 42 Motor Berknalpot Brong Disita Polisi, Terciduk Lagi Balapan Liar di JLS Pati

Diwawancarai pada 3 Februari 2023, Kabid Peternakan Dispertan Kabupaten Pati, Andi Hirawadi menyebut, kasus LSD kali pertama pihaknya temukan di Kabupaten Pati pada awal Desember 2022.

Saat itu ada satu sapi di Desa Maitan, Kecamatan Tambakromo, yang terjangkit LSD.

Hewan ternak tersebut telah sembuh, diobati oleh dokter hewan.

Semua ternak yang diketahui terkena LSD sudah ditangani oleh Dispertan Kabupaten Pati.

Menurut Andi, penanganannya tergolong mudah.

Jika peternak cepat melapor, petugas akan segera melakukan pengobatan dan hewan ternak bisa sembuh dalam 2 sampai 3 hari.

Baca juga: 124 PNS Pemkab Pati Terima SK Pensiun, Henggar: Ini Bukan Akhir Segalanya

"Harapan kami, jika warga mendapati ternaknya mengalami bentol-bentol seperti cacar, segera lapor ke petugas untuk segera diobati," ucap dia.

Andi menambahkan, selain melakukan pengobatan, pihaknya juga menjalankan vaksinasi untuk mencegah ternak yang sehat terjangkit LSD.

Andi menuturkan, pihaknya juga melakukan sosialisasi dan edukasi terkait LSD pada para peternak melalui penyuluhan pada kelompok dan membagikan selebaran.

Dilakukan pula pembagian disinfektan untuk membersihkan kandang supaya tidak ada lalat atau nyamuk.

Sebab, penularan penyakit infeksius ini memang melalui lalat dan nyamuk.

Meski peternak tetap perlu berhati-hati, Andi menegaskan bahwa persebaran LSD tidak secepat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Tingkat kematiannya (fatalitas) juga rendah dibanding PMK.

Selain itu, LSD juga tidak menular ke manusia. (*)

Baca juga: Buka-bukaan Iklim Investasi di Jateng, Ratna Kawuri: Tahun Ini Ditarget Rp 65,7 Triliun

Baca juga: Hati-hati Melintas Dua Jalur Pantura Warureja Tegal Ini, Licin dan Berlubang Karena Ada Perbaikan

Baca juga: 41 Keluarga Terdampak Bencana Kabupaten Semarang Terima Bansos, Berikut Rincian Besarannya

Baca juga: Hasil 14 Hari Operasi Keselamatan di Jateng - Penindakan Tertinggi di Banyumas, Ada 28.282 Pelanggar

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved