Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kabupaten Semarang

AWAS Leptospirosis, Dinkes Kabupaten Semarang: Potensi Penyakit Karena Genangan Air

Dinkes mengimbau para petani untuk mengenakan pelindung atau hal-hal yang bisa membuat kulit atau tubuh terkontaminasi saat berada di genangan air.

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV PRADANA
ILUSTRASI Warga bergotong royong membersihkan sisa lumpur seusai kebanjiran, Kamis (19/1/2023). Banjir di Desa Ngrapah, Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang itu akibat luapan air Sungai Klegung. 

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Cuaca ekstrem mengakibatkan sebagian wilayah di Jawa Tengah dilanda banjir dan angin kencang.

Banjir atau genangan air berpotensi mendatangkan penyakit, satu di antaranya adalah leptospirosis.

Genangan air sesudah hujan adalah satu di antara faktor risiko tertinggi terjangkitnya penyakit leptospirosis.

Leptospirosis yaitu penyakit bakteri menyebar melalui air seni hewan yang terinfeksi.

Pada umumnya, penyakit itu ditularkan melalui bakteri dari air kencing tikus.

Baca juga: Fakta Baru Dugaan Pelecehan yang Bikin Santriwati di Ungaran Trauma, Pengurus Ponpes Ini Dilaporkan

Penularannya biasanya melalui kulit yang luka pada saat kontak dengan banjir, genangan air, lumpur, atau selokan.

Di Kabupaten Semarang, tercatat belum terdapat kasus tersebut.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinkes Kabupaten Semarang, Dwi Syaiful Noor Hidayat kepada Tribunjateng.com, Minggu (5/3/2023).

“Kalau kasus leptospirosis nol di Kabupaten Semarang,” ungkapnya.

Meskipun demikian, lanjut Syaiful, warga di Bumi Serasi diminta agar tidak menyepelekan penyakit tersebut.

Baca juga: Misteri Penemuan Mayat Bertopi Emblem Tulisan "Something” di Ungaran, Belum Terungkap Identitasnya

Kendati bukan wilayah dengan intensitas banjir yang tinggi, diharapkan bisa menjaga kebersihan lingkungan.

Termasuk untuk meningkatkan personal hygiene

“Masyarakat kami minta untuk selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),” imbuh dia.

Populasi tikus tak hanya di permukiman, melainkan juga di persawahan.

Terkait hal tersebut, Syaiful juga mengimbau para petani untuk mengenakan pelindung atau hal-hal yang bisa membuat kulit atau tubuh terkontaminasi saat berada di genangan air.

“Kalau untuk petani diusahakan memakai pelindung kaki dan tangan saat bekerja,” pungkas dia. (*)

Baca juga: Mentan Syahrul Yasin Limpo Ikut Panen Raya Bawang Merah di Brebes, 175 Ton Dikirim ke Jakarta

Baca juga: KRONOLOGI Kecelakaan Bus Pariwisata Tabrak 2 Mobil di Guci Tegal, 8 Orang Dirawat di Rumah Sakit

Baca juga: Cerita Warga Kudus Berjibaku Terjang Banjir Tiap Hari, Menuntun Motor Hingga 1 Kilometer

Baca juga: Karena Alasan Ini, Pemkot Pekalongan Bentuk Kampung Tahu, Lokasinya di Kelurahan Sokoduwet

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved