Berita Demak
Banjir Rob di Bonang Demak Sudah Meluas hingga 8 Desa
Banjir rob di Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak terus meluas, dari tahun lalu hanya sebanyak tiga desa, kini sudah delapan desa
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK -- Banjir rob di Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak terus meluas, dari tahun lalu hanya sebanyak tiga desa, kini sudah delapan desa menjadi langganan meluapnya pasang air laut.
Camat Bonang, Sigit Raharjo mengatakan, banjir rob di wilayahnya pada tahun lalu meliputi Desa Morodemak, Margolinduk, dan Purworejo. Kini, luapan pasang air laut itu juga terjadi di sejumlah desa lain.
"Rob di Bonang itu kan terkenal tiga desa, yaitu Morodemak, Margolinduk, dan Purworejo.
Kalau sekarang terdampak bertambah, yaitu Gebang, Gebangarum, Karangrejo, Tridonerjo, sampai ke Jatirogo, sampai Betahwalang. Ada juga sebagian masuk ke Tlogoboyo," katanya, kepada Tribunjateng, Kamis (22/6).
Sigit menyebut, banjir rob di Kecamatan Bonang semakin parah. Pada Mei lalu, Kecamatan Bonang terendam banjir rob selama satu minggu, sementara pada Januari wilayah itu terendam banjir rob hampir dalam jangka waktu satu bulan.
"Sudah sampai (pusat-Red) kecamatan. Bulan Januari satu bulan kami tidak bisa apel. Kalau rob saya tahu baru Mei kemarin, satu minggu, Januari kemari satu bulan, ini sudah agak turun, tergantung air laut," bebernya.
Menurut dia, masalah di wilayah Bonang tidak hanyak banjir rob, tetapi juga air yang tidak bisa keluar dari wilayah itu.
"Wilayah kami di selatan walaupun tidak terdampak rob, tapi terdampak air yang tidak bisa keluar," jelasnya.
Sigit menuturkan, ada lima desa harus terendam air lantaran tidak ada saluran pembuangan di wilayah tersebut.
"Seperti Sumberjo, Sukodono, Kerjaanbogo, Kembangan, dan Karangrejo. Ada lima desa terdampak air tidak bisa keluar," bebernya.
Untuk mengatasi masalah banjir rob, ia berujar, perlu ada penanangan dan tanggapan serius dari pemerintah pusat.
Banjir rob di wilayahnya tidak akan bisa tertangani jika hanya Pemkab Demak saja yang bergerak.
"Butuh solusi tidak hanya pemkab, harus skala nasional, Bappenas punya semacama perencanaan untuk menyiasati bagaimana memberikan solusi rob yang semakin hari semakin parah. Selain itu, karena ada beberapa wilayah sungai milik BBWS," terangnya.
Meski demikian, Sigit mengungkapkan, pertemuan dan diskusi yang sempat itu dilakukan dengan BBWS disebut tidak membuahkan hasil. Hal itu karena alasan keterbatasan anggaran BBWS.
"BBSW punya banyak sekali PR (pekerjaan rumah), termasuk sungai di wilayah Demak. Tapi tergantung pada anggarannya. Kalau anggaran tidak ada, otomatis harus menunggu," ujarnya.
Berebut Kendali Aset, 2 Yayasan Saling Tuding Pencurian Sertifikat Tanah Wakaf Kadilangu Demak |
![]() |
---|
Diduga Libatkan Orang Dalam, Sertifikat Tanah Wakaf Yayasan Sunan Kalidjogo Dicuri |
![]() |
---|
Demak Expo 2025 Wadah Promosi UMKM dan Koperasi Lokal, Targetkan Transaksi Rp 500 Juta |
![]() |
---|
Bocah di Demak Dipaksa Minum Air Kloset dan Cucian Kaki Oleh Ayah Kandung, Penyebabnya Bikin Emosi |
![]() |
---|
Warga Belum Tahu Ada Demak Expo 2025: Kapan dan Dimana Ya? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.