Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Kronologi Meninggalnya Dea Maisarah Secara Tak Wajar, Pihak Rumah Sakit Diduga Buat Laporan Palsu

Ayah Dea Maisarah, Bada Hussin menceritakan detik-detik putrinya meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Klang, Malaysia.

Penulis: Adelia Sari | Editor: galih permadi
istimewa
Kematian Dea Maisarah Bocah 10 Tahun Viral, Pihak Rumah Sakit Diduga Buat Laporan Kematian Palsu 

TRIBUNJATENG.COM - Ayah Dea Maisarah, Bada Hussin menceritakan detik-detik putrinya meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Klang, Malaysia.

Hal itu diungkap Bada Hussin dalam video yang diunggah akun Tiktok @daddu_syifaaa.

Dalam video itu, Bada menjelaskan jika ia awalnya menerima telefon dari sang istri yang mengatakan jika Dea sakit dan mengalami gangguan pernafasan.

"Sebenarnya begini pada 9 Julai, lebih kurang pukul 9 malam isteri saya telefon.

Bang, datang ke rumah bang, balik cepat bang. Saya masa tu dekat pasar raya, Balik cepat, adik Maisarah ni dia macam tak berapa elok sikitlah, dia ada masalah nafas sikit, macam semput sikit, abang balik ya," ucap Bada menirukan ucapan istrinya.

Baca juga: Keluh 60 Nelayan Semarang Takut Tak Bisa Melaut Dampak Pembangunan Tol Semarang-Demak

Bada pun langsung bergegas pulang dan membawa sang putri ke rumah sakit.

Ia melakukan pembayaran di loket, namun dirinya harus menunggu lebih dahulu sekitar 40 menit sebelum anaknya dibawa ke zona anak.

Bahkan, setelah sampai di zona anak, Dea harus menunggu 20 menit sampai dokter memeriksanya.

"Sampai di sana (zon kanak-kanak), saya menunggu lagi dalam 20 minit macam tu, lama juga," lanjutnya.

Kemudian pihak dokter pun mulai memeriksa Dea dan mendapati kondisi Dea kritis karena kekurangan oksigen dalam darah.

"Sampai sahaja giliran anak saya, mula-mula mereka periksa degupan jantung, mereka tengok tahap oksigen dalam darah dia.

Di situ mereka mula kelam kabut sebab oksigen dalam darah dia tak cukup. Mula-mula saya tengok tu tahap oksigen dia menurun jadi 90, 80, 70 macam tu," jelasnya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Warga Karanganyar Tewas Tertemper Kereta Api Argo Wilis

Bada menjelaskan jika perawat mulai panik saat Dea kritis.

Kemudian, pihak rumah sakit terus menidurkan putrinya untuk memberikan perawatan lanjutan ketika dia melihat kadar oksigennya menurun.

Petugas lalu memberikan alat bantu pernafasan pada Dea.

Setelah itu, petugas menyuntik Dea untuk mengambil darah.

Akan tetapi, Dea ternyata takut dengan jarum sehingga ia meronta-ronta.

"Waktu itu mereka juga memberi anak saya alat bantu pernapasan, setelah itu mereka mencoba mengambil darah. Anak saya agak fobia dengan jarum. Anda tahu, ketika dia masih kecil, dia selalu ditusuk karena sakit kuning.

Akibatnya, dia berjuang. Dia juga diikat. Diikat, dipukul lagi, ditahan lagi hanya untuk mengambil darah. Anak saya sedang berjuang dan meminta bantuan saya, ayah tolong biarkan saya pergi," kenang Bada.

Ironisnya, dokter malah membentak Dea dan meminta anak 10 tahun itu untuk diam.

"Sampai seorang dokter memotongnya dan berkata, jika Anda bekerja sama, kami tidak akan melakukan itu. Haruskah seorang dokter dapat mengatakan itu? sementara anak saya diikat," ujar Bada.

Setelah beberapa kali dipaksa pihak rumah sakit untuk mengambil darah, Bada mengaku detak jantung anaknya berhenti.

Dia kemudian disuruh keluar dari ruang perawatan, tetapi dia bersikeras untuk masuk kembali.

"Saya tengok monitor, anak saya memang dah tak ada (meninggal dunia). Tapi mereka berpura-pura bekerja (menyelamatkan anaknya). Sebenarnya anak saya dah lama meninggal.," ucap Bada lagi.

Namun, pihak rumah sakit malah membuat laporan jika Dea meninggal sebelum sampai di rumah sakit.

Bada juga menuding pihak rumah sakit membuat laporan bohong bahwa anaknya meninggal saat dibawa ke rumah sakit atau Dibawa Mati (BID).

Sementara itu, pihak rumah sakit dalam pernyataannya mengatakan akan melakukan penyelidikan atas kematian anak tersebut.

Pihak rumah sakit juga mengatakan jika anak itu dalam keadaan lemah dan diberi pengobatan yang tepat oleh Dokter Gawat Darurat, tetapi tidak dapat diselamatkan.

Rumah sakit mengatakan penyebab kematian anak itu masih dalam penyelidikan Departemen Kedokteran Forensik HTAR.

Kini Bada pun masih memperjuangkan keadilan untuk putrinya.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved