Berita Kudus
Enam Gunungan Hasil Bumi Diperebutkan Warga Menawan Kudus Awal Muharram
Warga Desa Menawan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus memiliki tradisi mengarak gunungan hasil bumi dalam menyambut satu Muharram
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Warga Desa Menawan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus memiliki tradisi mengarak gunungan hasil bumi dalam menyambut satu Muharram atau Tahun Baru Islam yang diperingati setiap tahunnya.
Pada tahun ini, kirab budaya yang diberi nama Adri Shankara dimeriahkan dengan enam gunungan hasil bumi yang dikirab oleh seribuan warga dari enam Rukun Warga (RW).
Gunungan kirab terdiri dari hasil bumi Desa Menawan seperti kacang-kacangan, ketela, jagung, aneka sayuran, buah-buahan, dan beragam hasil bumi lainnya di bawa ke lapangan desa. Selanjutnya dikepung atau diperebutkan masyarakat sekitar untuk dibawa pulang.
Kepala Desa Menawan, Tri Lestari mengatakan, tradisi budaya ini diperingati setiap tahunnya. Diawali dengan tradisi bedah dekhem, ritual padhang pasuryan, ruwatan, dan ditutup dengan grebek gunungan.
Kata dia, kirab budaya tersebut merupakan rangkaian dari program Menawan Mantu Jilid II. Yaitu serangkaian kegiatan apitan yang nantinya berakhir pada program semarak Agustusan.
"Kirab budaya gunungan hasil bumi ini sebagi bentuk rasa syukur masyarakat Menawan atas keberkahan yang didapatkan dari hasil tanaman. Kami terus berharap agar tradisi budaya ini bisa dilaksanakan berkelanjutan dengan mengusung kearifan lokal," terangnya, Rabu (19/7/2023).
Tri Lestari mengatakan, pelaksanaan kirab budaya ini memanfaatkan anggaran yang terbatas, selebihnya partisipasi dari masyarakat yang digerakkan oleh masing-masing RT dan RW.
Semua gunungan yang disiapkan merupakan hasil alam yang tumbuh subur di Desa Menawan. Sementara grebek atau gunungan melambangkan bahwa hasil bumi yang ditanam masyarakat pada akhirnya akan kembali kepada masyarakat.
"Ini tradisi simbolik dengan maksud untuk membawa berkah bagi masyarakat Desa Menawan. Jika ingin hasil bumi melimpah, maka masyarakat harus melestarikan lingkungan dan sumber daya alam yang ada," tuturnya.
Seorang warga, Sartini mengatakan, tradisi kirab dan berebut gunungan dilakukan setiap tahunnya saat memasuki Muharram.
Masyarakat bersama-sama mengarak hasil bumi, serta membawa pulang apa yang didapat dari hasil grebek gunungan.
Menurut dia, tradisi ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Menawan. Mereka dengan senang hati mengikuti proses tradisi budaya meski dilakukan di bawah terik sinar matahari.
"Kami senang bisa dapatkan hasil bumi. Dapat kacang panjang, wortel, terong, tomat. Saya bawa pulang, mau dimasak sayur sendiri buat makan keluarga untuk ngalap berkah," ujar dia.
Camat Gebog, Fariq Mustofa berharap, kegiatan tradisi budaya ini tetap dilestarikan dengan melibatkan para generasi muda.
Dia meminta kepada jajaran pemerintah Desa Menawan dan masyarakatnya agar tetap menjaga kerukunan dan kekompakan satu sama lain.
"Pelanggaran Berat" Dalih Bupati Samani Bebastugaskan AIS Kepala Disdag Kudus |
![]() |
---|
Diduga Lakukan Pungli, Nasib Andi Imam Santoso Dicopot Dari Kepala Dinas Perdagangan Kudus |
![]() |
---|
Kepala Disdag Kudus Dibebastugaskan, Disebut-sebut Terkait Pelanggaran Administrasi Keuangan |
![]() |
---|
Kepala Dinas Perdagangan Kudus Dibebastugaskan Sementara karena Dugaan Pelanggaran Disiplin ASN |
![]() |
---|
Harus Penuhi 1.200 Lux, 4 Lampu Penerangan Stadion Wergu Wetan Kudus Disidak PT LIB dan PSSI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.