Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

3 Siswa SMP Jadi Tersangka Penyiraman Air Keras 6 Pelajar di Jakarta Utara

Tiga pelajar SMP di Jakarta Barat ditetapkan sebagai tersangka setelah menyiram air keras enam pelajar lain.

istimewa
Ilustrasi air keras (Shutterstock). 

"Bayangkan, dengan situasi satu dekade yang lalu, di mana tawuran biasanya jalan kaki, sekarang banyak sekali yang dilakukan dengan kendaraan bermotor," lanjutnya.

Terakhir adalah masih melekatnya isu-isu yang meliputi perkelahian antar kampung, antar sekolah, sakit hati antar alumni, atau percintaan.

 
"Dengan kata lain, tawuran bukan lagi suatu khas sekolah, tapi sudah menjadi tawuran yang melibatkan berbagai macam pihak," tegas Adrianus.

Perhatian khusus

Dengan begitu, dia mengusulkan agar pemangku kebijakan membuat keputusan agar sekolah yang kerap kali tawuran berhenti menerima siswa baru selama tiga tahun.

"Sekolah yang punya masalah dengan tawuran, itu satu periode selama tiga tahun tidak lagi menerima siswa, dari kelas satu sampai kelas dua dan tiga," kata Adrianus.

Menurut Adrianus, pemutusan regenerasi angkatan perlu dilakukan karena banyak tawuran terjadi disebabkan dengan adanya cerita di masa lalu

yang terus diulang sehingga menjadi suatu yang emosional.

"Cerita itu bisa dipotong, itu mesti dihapuskan," tegas Adrianus.

Dengan adanya kebijakan tersebut, Adrianus berpandangan, sekolah yang tadinya bermasalah dengan tawuran akan diisi dengan angkatan baru yang tidak lagi menerima narasi di masa lalu.

"Tidak lagi menerima legenda itu, tidak lagi menerima cerita itu, tidak ada lagi pihak yang menarasikan bahwa, 'sekolah itu musuh kita ya, layak untuk kita kejar dan cari dia'," imbuh Adrianus.

Meski begitu, Adrianus menyadari bahwa kebijakan tersebut memerlukan pertimbangan yang matang.

"Tentunya (ini menjadi) suatu wacana yang menarik untuk dikaji oleh para pemangku kebijakan," tutur Adrianus.

Selain hal tersebut, Adrianus mengusulkan agar pihak kepolisian memetakan sejumlah titik yang menjadi rawan tawuran.

"Pemetaan berbasis lokasi, berbasis data, di mana tawuran terjadi dan siapa kelompoknya, ada polanya," ujar Adrianus. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Senjata Tawuran Berganti dari Sajam jadi Air Keras..."

Baca juga: Dendam Antarsekolah Latarbelakangi Teror Air Keras di Jaktim, Siswa Tak Tahu Apa-Apa Jadi Korban

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved