Berita Pati
Kelakuan Janggal Ayah di Pati ke Bayinya yang Ia Bunuh Terungkap, Istri Sampai Tak Habis Pikir
Sholeh didakwa atas tindak pidana pembunuhan berencana atau kekerasan terhadap anak yang menyebabkan mati
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, PATI - Kasus pembunuhan dengan terdakwa Muhammad Sholeh Ika Saputra (20) kini sudah memasuki tahapan-tahapan persidangan di Pengadilan Negeri Pati.
Sebagaimana diketahui, Sholeh didakwa atas tindak pidana pembunuhan berencana atau kekerasan terhadap anak yang menyebabkan mati.
Sholeh tega menghabisi nyawa darah dagingnya sendiri, Naura, yang masih berusia tiga bulan, Senin (1/5/2023) lalu.
Kasus ini mencuri perhatian publik lantaran Sholeh sempat berpura-pura ikut mencari bayinya.
Dia bahkan melapor ke kantor polisi bahwa anaknya hilang.
Tak sampai di situ, Sholeh juga melakukan ritual-ritual yang mengesankan bahwa sang anak diculik oleh makhluk tak kasatmata.
Baca juga: Turah Jagal yang Mutilasi Temannya di Klaten Jalani Rekonstruksi, Dendam karena Uang Rp 20 Ribu
Baca juga: Kejutan Sidang Kasus Istri Potong Alat Kelamin Suami di Solo, Korban Mau Rujuk dan Ungkap Alasannya
Keesokan harinya, Naura ditemukan dalam keadaan tewas terbungkus plastik kresek di Sungai Kaliampo, Margorejo, Pati.
Dari hasil penyelidikan polisi dan pengakuan Sholeh, rupanya si bayi sengaja dibunuh sendiri oleh Sholeh dan dibuangnya ke sungai.
Menurut keterangan polisi, warga Kauman RT 4 RW 1, Kelurahan Pati Kidul, Kecamatan/Kabupaten Pati itu membunuh si bayi dengan cara membekapnya menggunakan bantal.
Istri Sholeh, Dinda Putri Fitriani, hadir sebagai salah satu saksi dalam persidangan yang berlangsung di Ruang Sidang Cakra Pengadilan Negeri Pati, Senin (28/8/2023).
Saat dimintai keterangan oleh Majelis Hakim, Dinda mengatakan sudah menjenguk Sholeh di tahanan beberapa waktu lalu.
Menurut Dinda, Sholeh mengakui perbuatannya dan mengaku menyesal.
"Suami saya mengaku menyesal, dia juga minta maaf pada saya," ucap Dinda sambil terisak.
Keterangan demi keterangan disampaikan Dinda secara terbata-bata.
Kerap kali dia harus berhenti bicara karena menahan tangis.
Menurut Dinda, modus pembunuhan yang disampaikan Sholeh kepadanya berbeda dari keterangan polisi.
Menurut polisi, Sholeh membunuh bayinya dengan cara membekap menggunakan bantal.
"Saat saya jenguk di lapas, suami bilang tidak pernah membekap pakai bantal," kata dia.
Menurut pengakuan suaminya, lanjut Dinda, Sholeh membalik badan bayi ke arah kasur dan menekan kepalanya supaya tidak bisa bernapas.
Untuk diketahui, polisi juga menyampaikan bahwa Sholeh melancarkan aksinya juga karena terpengaruh film-film dan video-video horor yang sering dia tonton.
Tentang hal ini, Dinda membenarkan bahwa Sholeh memang kerap menonton film dan video seram, bahkan sebelum Naura yang merupakan putri keduanya lahir.
"Suami sering lihat film horor di dan cuplikan video hantu di medsos. Saya dan ibu mertua lihat sendiri. Kami sering diperlihatkan video-video itu," kata dia.
Ketika ditanyai apakah Dinda pernah menanyakan pada Sholeh alasannya menonton video-video itu, Dinda bilang tidak pernah.
"Saya cuma tanya kok sukanya lihat seperti itu? Apa tidak takut? Dia jawab, kenapa kok takut?" tutur Dinda.
Menurut Dinda, Sholeh juga pernah memonton video-video tentang bayi yang dibuang orang tuanya.
"Dia bilang kasihan. Ada bayi dibuang tidak ketemu. Saya sempat larang dia nonton video-video itu. Tapi dia tetap tonton," ungkap Dinda.
Menurut Dinda, dia dan suami memang belakangan kerap cekcok.
Terutama lantaran perbedaan pendapat soal tempat tinggal.
Dinda ingin tinggal terpisah dari mertua (orang tua Sholeh).
Namun Sholeh tidak mau.
"Kami sering cekcok-rukun-cekcok-rukun. Saya sarankan suami pindah ke rumah saya di Kemiri (Desa Sarirejo, Kecamatan Pati) yang kosong karena ibu saya sudah meninggal. Saya ingin keluarga tinggal sendiri supaya lebih ada privasi. Apalagi saya kurang cocok dengan mertua. Awalnya suami tidak mempermasalahkan, tapi dilarang ibu dan ayahnya. Katanya kalau pindah tidak diberi sokongan," papar Dinda.
Pertengkaran di antara Dinda dan Sholeh pernah memuncak sampai keduanya mengatakan ingin bercerai.
Namun mereka tidak jadi bercerai karena dinasihati oleh Ibu Sholeh.
Cekcok juga kerap terjadi lantaran, menurut Dinda, Sholeh tidak mau bekerja.
Karena kesal, Dinda akhirnya memutuskan berjualan es sendiri di depan gang dekat rumah di Kauman.
Dia berjualan sejak Bulan Puasa lalu.
Secara tersirat, dari keterangan yang disampaikan Dinda pada Majelis Hakim, muncul kesan bahwa Sholeh punya kecenderungan lebih menyukai putri pertamanya yang berinisial R.
R berusia sekira satu tahun lebih tua dari mendiang Naura.
"Pernah Rahma saya omongi (omeli) karena suatu hal, lalu saya dimarahi suami. Setelah itu gantian dia ke kamar Naura, entah dia apakan, sampai nangis. Saya bilang Rahma dan Naura sama-sama anakmu. Jangan dibedakan," ungkap Dinda.
Dia menambahkan, saat Naura masih berusia sekitar satu bulan, Sholeh pernah melakukan tindakan yang membuatnya tak habis pikir.
"Saya pernah mengintip, anak saya Naura dibanting ke spring bed. Badannya diangkat, lalu dilepaskan begitu saja sampai jatuh ke spring bed. Saya lapor mertua, mertua tidak percaya," ucap dia.
Dinda juga mengaku sering menegur Sholeh yang kerap mengageti Naura sampai menangis.
"Pernah anaknya diam, dikagetin supaya nangis. Digebrak kasurnya. Sering seperti itu. Tapi kalau si anak sudah nangis dia sendiri yang budrek (senewen)," tutur dia.
Meski kerap melihat perilaku janggal Sholeh terhadap Naura, Dinda mengaku awalnya tidak percaya suaminya itu tega membunuh buah hatinya sendiri.
Dia betul-betul tidak menyangka suaminya tega membunuh Naura dengan cara sadis. (*)
Eks Pegawai RSUD Pati Selametan dan Doa Bersama: Kembalikan Kami Bekerja atau Sudewo yang Turun |
![]() |
---|
Arogan Lagi Tak Mau Disalahkan Soal Polemik 5 Hari Sekolah di Pati, Sudewo: Itu Salah Disdik |
![]() |
---|
Pati Genting?! Tokoh Agama Minta Bupati Sudewo Minta Maaf dan Ajak Warga Jaga Kondusivitas |
![]() |
---|
Para Tokoh Agama di Pati Minta Bupati Sudewo Minta Maaf atas Kebijakan yang Diambil secara Sepihak |
![]() |
---|
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Minta Presiden Prabowo Pecat Bupati Sudewo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.