Berita Semarang
Kiriman Sampah dari Hulu Sungai Semarang Bak Supermarket, Mbak Ita Akali dengan Lomba
Pemerintah Kota Semarang bakal menggelar lomba pengelolaan sampah di tingkat Kelurahan pada bulan September 2023.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang bakal menggelar lomba pengelolaan sampah di tingkat Kelurahan pada bulan September 2023.
Perlombaan tersebut bagian dari upaya pemkot mengendalikan sampah di masyarakat.
Terlebih produksi sampah di Kota Semarang mencapai 1.000 ton perhari dari hampir 1,7 juta penduduk.
Perilaku buang sampah sembarangan juga menjadi pertimbangan pemkot Semarang untuk mengadakan lomba tersebut.
Menurut Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, buangan sampah dari hulu sungai ternyata lebih parah mencemari muara dan pesisir pantai.
Bahkan , ia mengibaratkan sampah tersebut seperti barang kiriman dari supermarket karena barang yang dibuang ke sungai berupa kasur, lemari, bantal, kulkas dan lainnya.
"Kami berinisiatif mengadakan lomba kebersihan masing-masing kelurahan, minggu depan kita diskusikan pertengahan September lombanya. Nantinya gerakan peduli sampah tidak hanya dari muara tapi dari hulu," ucap Wali Kota yang akrab disapa Mbak Ita ini, Sabtu (2/9/2023).
Menurutnya, lomba tersebut sedang dikonsep dengan tujuan akhir berupa memantik setiap kelurahan di Kota Semarang bisa mengelola sampahnya lewat kegiatan komunitas, paguyuban maupun bank sampah.
Kemudian memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa sampah tak hanya menjadi ancaman tetapi menjadi tantangan untuk bisa diolah dan bermanfaat.
"Nah, konsep lomba sedang kami godok di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) di situ ada Doktor Ahli Lingkungan kita kasih PR untuk mengkonsep lomba tak hanya sekedar lomba melainkan pengelolaan sampah secara kompherensif," tegasnya.
Lomba pengelolaan sampah di tingkat kelurahan merupakan bagian dari integrasi gerakan pengendalian sampah di Kota Lumpia. Ita berharap, nantinya setiap kelurahan bisa bersih, nyaman dan indah.
"Semarang jangan kelihatan bersihnya di tengah kota saja. Namun, wilayah (pinggiran) masih banyak tumpukan sampah," tuturnya.
Ia menyebut, penanggulangan persoalan sampah perlu dukungan lintas sektoral artinya tidak bisa dilakukan secara ego sektoral.
"Bicara sampah tak bisa dilakukan sendiri harus bersama-sama. Misal sampah di sungai itu wilayah BBWS tidak bisa seperti itu, kita perlu berkolaborasi menjadi satu untuk memerangi sampah," katanya.
Jaga Kesehatan di Musim Pancaroba: Dinkes Semarang Bagikan Tips Jitu Cegah ISPA |
![]() |
---|
2.300 Pasien TBC di Semarang Belum Sembuh, Dinas Kesehatan Ungkap Kendala Terbesar |
![]() |
---|
Kasus Demam Dengue di Semarang Capai 3.490 dalam 9 Bulan, 3 Orang Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Rumah Pompa Senilai Rp 5 Miliar Dibangun di Semarang, Target Rampung Desember 2025 |
![]() |
---|
Akhmad Fauzi Larut dalam Syair Maulid Ad-Diba'i di Masjid Agung Kauman Semarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.