Berita Kudus
Warga Geram, Puluhan Makam Rusak Nisan Dicabut Jadi Jalan Truk Pengangkut Kayu di Kudus
Puluhan warga Desa Blimbing Kidul, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus dikagetkan dengan temuan puluhan makam rusak dampak penebangan pohon di wilaya
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Puluhan warga Desa Blimbing Kidul, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus dikagetkan dengan temuan puluhan makam rusak dampak penebangan pohon di wilayah makam.
Rusaknya makam, baru diketahui masyarakat Desa Blimbing Kidul pada Kamis (31/8/2023).
Saat itu, warga sekitar hendak ziarah kubur yang biasa dilakukan setiap pekannya.
Kemudian mendapati bahwa lokasi makam sudah berantakan, banyak nisan rusak, bahkan puluhan makam sudah tidak bernisan lagi karena dicabut dan dijadikan sebagai akses jalan truk mengangkut kayu.
Kondisi tersebut menuai kemarahan sebagian masyarakat atas kegiatan penebangan pohon yang menyebabkan kerusakan makam.
Masyarakat kecewa atas konsep penebangan pohon dan pengangkutan kayu yang dinilai tidak pas dengan cara merusak makam. Apalagi, kegiatan dilakukan tanpa melalui koordinasi dengan ahli keluarga yang berkaitan dengan makam.
Seorang warga, Arief Kasanul Muna mengatakan, tidak tahu menahu soal kegiatan penebangan pohon di wilayah makam.
Bagi dia, penebangan pohon tersebut tidak menjadi masalah. Hanya saja harus dilakukan dengan etika yang baik, tanpa harus merusak makam.
Pihaknya menyayangkan penebangan pohon yang disebut untuk pembangunan makam justru dilakukan dengan merusak makam. Dia menuntut semua pihak yang terlibat, mulai dari pengurus makam, pemerintah desa setempat, dan pelaksana kegiatan untuk bertanggungjawab atas peristiwa itu.
"Nisan pada rusak atas penebangan pohon dan dilewati truk pengangkut kayu. Kami coba cari pertangungjawaban dari pengurus makam dan pemerintah desa. Kami sangat kecewa," terangnya di lokasi Makam Islam Blimbing Kudus, Sabtu (2/9/2023).
Warga lainnya, Siswanto menyebut, ada empat makam keluarganya yang rusak dampak kegiatan penebangan pohon.
Kata dia, nisan keempat makam keluarganya dicabut tanpa adanya permintaan izin kepada ahli keluarga.
Dia pun mengaku kecewa karena aksi pencabutan nisan bertujuan untuk membuat akses jalan truk mengangkut kayu.
"Gak ada izin terlebih dahulu sama sekali. Tahu-tahu Kamis sore mau ziarah kubur, sudah gak ada makamnya. Sudah jadi jalan truk rata dengan tanah. Banyak yang sedih melihat makam-makam pada rusak," ujarnya.
Kekecewaan juga dilontarkan oleh warga Blimbing Kidul lainnya, Kari.
Makam mertua Kari rusak tertimpa pohon besar, padahal belum lama nisannya diganti.
Dia mengaku prihatin dengan warga lain yang makam keluarganya justru dijadikan lintasan truk untuk memperlancar proses pengangkutan kayu.
"Mau ada penebangan pohon enggak masalah, mau ada pembangunan makam enggak masalah. Yang penting jangan merusak makam. Segala sesuatu harus dilakukan dengan etika, termasuk etika terhadap orang yang sudah meninggal," ucapnya.
Sementara Tokoh Masyarakat sekitar, Amanudin juga mengungkapkan kekecewaan atas rusaknya beberapa makam dampak kegiatan penenebangan pohon.
Menurut dia, penebangan pohon di wilayah Makam Islam Blimbing Kidul sudah terjadi tiga kali. Baru kali ini dilakukan hingga merusak makam-makam yang ada.
Amanudin menyebut, masih banyak cara yang bisa dilakukan dalam proses penebangan dan pengangkutan kayu tanpa harus merusak makam.
Misalnya, dengan mengeksekusi potongan kayu menjadi balokan kayu yang bisa diangkat keluar makam, tanpa harus memasukkan truk ke dalam makam.
Pihaknya juga menyayangkan tidak adanya musyawarah oleh pengurus makam kepada masyarakat sekitar, minimal dengan ahli keluarga yang ada di dalam makam.
"Caranya yang dilakukan tidak ada penghormatan terhadap makam. Tidak ada musyawarah, ini yang kami sayangkan," tuturnya.
Kepala Desa Blimbing Kidul, Purnomo mengatakan, penebangan pohon di wilayah makam sedianya sudah dilakukan koordinasi oleh pengurus makam dengan ketua RT dan RW pada awal Ramadan lalu. Namun baru bisa dilaksanakan pada akhir Agustus.
Kata dia, ada enam pohon berukuran cukup besar yang dipotong di wilayah makam karena dinilai membahayakan masyarakat sekitar.
Selain itu, hasil penjualan pohon tersebut bakal digunakan untuk pembangunan makam. Mulai dari pembangunan pagar pembatas, pavingisasi akses jalan masuk makam, hingga program penanaman pohon kembali.
Purnomo juga menyangkan kegiatan tersebut berdampak pada rusaknya sebagian makam.
Ada puluhan makam yang rusak dari total sekitar 2.000 makam yang ada di atas lahan 1.500 meter persegi.
Dia pun menegaskan, bahwa pengurus makam akan berkomitmen mengganti semua nisan yang rusak, dan memastikan kondisi makam bakal kembali seperti semula.
Selain itu, tuntutan warga yang meminta dilakukan selamatan dan doa bersama dalam proses pengembalian kondisi makam juga bakal dipenuhi. Termasuk menyiapkan program penanaman bibit pohon ramah lingkungan seperti pohon Kamboja untuk ditanam ulang di wilayah makam.
"Nisan makam yang patah kami ganti, pengurus juga sudah melakukan penomoran makam agar tidak tertukar atau hilang. Ini komitmen pengurus makam dan akan didukung oleh pemerintah desa," tegasnya. (Sam)
| Fasilitas Air Siap Minum di Alun-alun Kudus 'Macet', Warga Kecele Kehausan |
|
|---|
| Jalan R Agil Kusumadya Kudus Sepanjang 1,1 KM Dibongkar dengan Anggaran Rp 12 Miliar Dari DBHCHT |
|
|---|
| Puluhan Pelajar Disabilitas Kudus Ikuti Pelatihan Ecoprint, Dilatih Keterampilan dan Literasi |
|
|---|
| BPBD Siagakan 600 Personel Gabungan Hadapi Musim Hujan |
|
|---|
| Bencana Intai Kudus saat Musim Hujan, Sam’ani: Perlu Peningkatan Kesiapsiagaan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/Kondisi-makam-muslim-Desa-Blimbing-Kidul-Kecamatan-Kaliwungu.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.