Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Menyingkap Kehidupan Masa Lampau dari Lubang Berukuran 15x15 Meter di Kudus

Akhirnya fosil gajah purba berjenis elephas hysudrindicus di Kudus berhasil diangkat dari lokasi temuan setelah proses panjang sejak 2024.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/RIFQI GOZALI
REPLIKA FOSIL - Ppekerja membuat replika fosil persis dengan saat kali pertama ditemukan. Proses pengerjaan ini berlangsung di Museum Purbakala Patiayam, Minggu (23/11/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Hujan deras mengguyur Perbukitan Patiayam di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Minggu (23/11/2025) siang saat beberapa pria berusaha menembok galian berukuran 15x15 meter dengan kedalaman sekira 2,5 meter.

Sejenak para pria yang merupakan warga Desa Terban tersebut berteduh pada tenda darurat yang didirikan di samping lubang galian.

Hujan mulai reda meski rintiknya masih cukup mampu untuk membasahi baju yang mereka kenakan.

Baca juga: Pemeriksaan Kesehatan Gratis di CFD Kudus Diserbu Warga, RSUD Loekmono Hadi Bagikan 1.500 Telur

Rem Blong, Mikrobus Terguling di Turunan Dieng Wonosobo, 4 Penumpang Terluka

Namun para lelaki itu kembali meneruskan pekerjaan mereka dengan membuat dinding tembok yang disusun dari bata ringan dan semen. 

Para lelaki yang jumlahnya sekira 10 orang tersebut terlibat dalam kerja-kerja arkeologis.

Mereka bertugas membuat dinding tembok pada bekas galian yang sebelumnya ditemukan fosil gajah purba berjenis elephas hysudrindicus.

Bersamaan dengan para pria tersebut membuat dinding tembok, beberapa peneliti setia mengawal jalannya proses konservasi atas temuan fosil purba.

Mereka memastikan para pekerja yang tengah menembok dinding galian tidak merusak struktur tanah galian.

Sebab selain di titik itu ditemukan fosil gajah purba berjenis elephas, juga paleosol atau permukaan purba di kedalaman antara 1 sampai 2,5 meter.

“Jadi yang kami temukan tidak hanya fosil gajah purba, tapi juga permukaan purba yang disebut paleosol, ini sekaligus untuk dikonservasi,” kata peneliti BRIN Ruly Fauzi kepada Tribunjateng.com, Minggu (23/11/2025).

Proses konservasi wilayah temuan dengan cara membuat dinding di lokasi galian temuan fosil merupakan tahap ketiga setelah sebelumnya pada tahap pertama pada 2024 temuan fosil di lokasi tersebut dilaporkan oleh warga setempat.

Kemudian pada pertengahan 2025 proses penelitian berikut penggalian atas temuan fosil elephas hysudrindicus di Perbukitan Patiayam kembali dilanjutkan.

Kini tahap ketiga yang dimulai sejak 4 November 2025 fosil elephas hysudrindicus telah diangkat dari lokasi temuan dan dibawa ke Museum Purbakala Patiayam. Sedangkan di lokasi temuan, dipasang replika bentuk fosil persis seperti saat pertama kali ditemukan.

“Pemasangan replika dan kemudian ditembok sampingnya ini untuk mengamankan lokasi temuan. Sedangkan fosilnya kami angkat dan kami bawa ke Museum Purbakala Patiayam untuk dikonservasi,” kata Ruly.

Ini merupakan kali pertama di Patiayam bahwa lokasi temuan fosil dipasang replika persis seperti aslinya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved