Berita Kudus
Abropez Buatan UMK Jadi Angin Segar Siswa Tunanetra di SLBN Purwosari Kudus
Puzzle buatan enam mahasiswa Universitas Mahasiswa Kudus, yang dinamai dengan Abropez (Angka Braille dan Operasi Hitung Puzzle)
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS — Puzzle buatan enam mahasiswa Universitas Mahasiswa Kudus, yang dinamai dengan Abropez (Angka Braille dan Operasi Hitung Puzzle) menjadikan angin segar bagi dunia pendidikan siswa tunanetra.
Puzzle yang dibuat oleh keenam mahasiswa UMK, menjadikan anak-anak di SLBN Purwosari Kabupaten Kudus berantusias untuk belajar menggunakan puzzle yang berbentuk balok itu.
Puzzle tersebut bisa membantu siswa-siswi tuna netra untuk belajar matematika seperti penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian angka braille.
Kristina Ayuningtyas, Pengajar anak-anak tunanetra di SLBN Purwosari Kudus sangat mengapresiasi adanya inovasi tersebut.
"Tanggapannya bagus, terima kasih untuk para mahasiswa yang sudah kesini dengan membawa alat yang baru. Jadi kesan anak-anak belajar itu menjadi baru," katanya usai mendampingi muridnya menjajal Abropez, Rabu (13/9/2023).
Selama ini anak-anak tunanetra di SLBN Purwosari Kudus juga telah mengajari para murid berhitung dengan angka braille.
Namun munculnya inovasi ini, menjadikan siswa-siswi di SLBN Purwosari Kudus tidak jenuh dengan metode pembelajaran braille.
"Biasanya braille itukan di media yang datar. Ini kok kotak, jadi anak-anak lebih senang belajarnya.
Dia juga menjelaskan bahwasanya pembelajaran matematika menggunakan braille adalah hal yang penting, bagi siswa-siswi tuna netra.
"Sangat penting, kalau ujian juga menggunakan angka braille. Untuk saat ini baru tiga anak dari tujuh murid yang bisa membaca braille dengan lancar," jelasnya.
Sementara itu Alfina Noor Aini mahasiswi UMK, serta ketua tim pembuat Abropez, mengatakan bahwa ide alat bantu belajar matematika untuk murid tunanetra ini dari murid tunanetra yang sulit belajar matematika.
"Siswa tuna netra mengalami kesulitan belajar dalam memahami angka, kemudian mengoperasikan operasi hitung. Padahal kebutuhan ini adalah materi dasar yang harus dikuasi, lantaran diimplementasikan sehari-hari," jelasnya.
Dari keresahannya, dia membuat alat bantu tersebut dengan berbentuk puzzle agar siswa tunanetra yang belajar matematika tidak jenuh.
Harapannya dari alat bantu tersebut, murid tunanetra tidak hanya mengenal angka, namun juga mengoperasikan hitung seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
"Efektivitasnya, siswa tidak hanya mengungkapkan secara teori namun juga bisa memahami konsep-konsep dasar dan memahami ilmu-ilmu matematika," tambahnya.
Pilu, 3 Warga Kudus Ditemukan Terpasung di Kamar Rumah, Alami Gangguan Kejiwaan Akut |
![]() |
---|
Curhat Putri Pencari Kerja di Job Fair UMK 2025, Gagal Berikan CV Meski Sudah Jajaki 10 Perusahaan |
![]() |
---|
Jerit Petani Tembakau di Kudus: Panen Melimpah, Jualnya Susah |
![]() |
---|
Tahun Ini Pemkab Kudus Bantu Perbaikan 32 Rumah Tidak Layak Huni |
![]() |
---|
Kudus Borong Penghargaan Lomba TMMD ke-125 Nasional, Ada Dandim, Wabup, dan Wartawan Tribun Jateng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.