Berita Tegal
Blusukan ke Pelabuhan, Dirut BPJS Ketenagakerjaan Edukasi Pentingnya Jaminan Sosial Bagi Nelayan
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo menyampaikan pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan bagi pekerja informal seperti nelayan.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG.COM,TEGAL- Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo turun langsung mengedukasi nelayan dan pedagang ikan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari, Kota Tegal, Rabu (27/9/2023).
Dia menyampaikan pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan bagi pekerja informal seperti nelayan.
Pada kesempatan itu, dia juga memberikan santunan JKK kepada keluarga nelayan yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja saat melaut.
Keluarga korban Fatah Khaerul Azam (23) mendapatkan santunan sebanyak Rp 70 juta.
Anggoro Eko Cahyo mengatakan, total pekerja informal di Indonesia saat ini jumlahnya mencapai 60 juta jiwa, termasuk di dalamnya petani dan nelayan.
Tetapi dari jumlah tersebut yang sudah tercover oleh BPJS Ketenagakerjaan baru 6 juta jiwa atau 10 persen.
Ia mengatakan, jaminan sosial ketenagakerjaan ini sangat penting karena menjadi bukti hadirnya negara.
Seperti santunan yang diberikan kepada nelayan yang mengalami kecelakaan kerja saat melaut.
"Hari ini kami memberikan santunan kepada nelayan yang baru menjadi peserta lima hari. Almarhum sebelum melaut jadi peserta pada 20 Mei, lalu pada 26 Mei 2023 kejadian. Ini contoh perlindungan yang diberikan oleh negara," katanya.
Baca juga: Disosialisasikan BPJS Kesehatan Cabang Tegal, Begini Pembiayaan Pasien Covid-19 di Masa Endemi
Baca juga: BPJS Kesehatan Minta Warga Validasi Info Seputar Program JKN Bila Mendapat WA Tagihan Pembayaran
Baca juga: Kronologi Kebakaran di Pelabuhan Jongor Tegal, 52 Kapal Nelayan Tegal Hangus
Anggoro Eko Cahyo mengatakan, pekerja informal yang sudah ikut BPJS Ketenagakerjaan di kawasan pelabuhan Tegal sudah bagus, ada setengahnya.
Tetapi masih perlu dilakukan pendekatan dan edukasi agar yang belum mendaftar ikut tersadarkan akan pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan.
"Harapannya dengan kita berdiskusi bisa menginspirasi nelayan bahwa mereka tidak terlepas dari resiko.
Sebenarnya iuran ini ringan dan tidak berat. Mereka bisa menyisihkan, hanya saja kadang merasa gak butuh atau nanti-nati saja," ungkapnya.
Keluarga penerima santunan, Solikhin (55) mengatakan, anaknya mendapatkan santunan karena sebelum melaut mendaftar BPJS Ketenagakerjaan.
Anaknya Fatah Khaerul Azam, mendaftar lima hari sebelum melaut.
Kemudian mengalami kecelakaan kerja hingga meninggal dunia saat melaut di perairan Kalimantan.
"Ini dapat santunan kecelakaan kerja Rp 70 juta. Terimakasih BPJS Ketenagakerjaan," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Disnakerin Kota Tegal, Heru Setyawan mengatakan, pihaknya selama ini juga terus melakukan edukasi kepada para pekerja informal.
Targetnya agar mereka punya kesadaran untuk melindungi diri karena pekerjaan apapun mempunyai resiko.
Ia mengatakan, Pemkot Tegal memiliki program untuk mencover pekerja informal yang tidak mampu, namanya Mas Dedi Memang Jantan.
Program yang memberdayakan satu ASN dan satu PPPK untuk melindungi satu pekerja rentan selama 6 bulan.
"Kami juga bergrilya berharap CSR dari perusahaan-perusahaan. Alhamdulillah kami datangi, kami panggil, ada perusahaan yang mulai peduli," ujarnya. (fba)
Profil Singkat Bripka Aditya Wibosono, Sosok Pak Bhabin yang Peduli Lansia di Tegal |
![]() |
---|
Edukasi Literasi Keuangan, BTN Kenalkan Mobile Banking Bale |
![]() |
---|
Pemkot Tegal Beri Stimulus Wajib Pajak: PBB 2025 Tidak Naik dan Beri Diskon 8 Persen di HUT RI |
![]() |
---|
Tari Hamukti Wira Gendowor Pelajar SMA Tegal Pukau Pengunjung Malioboro Yogyakarta |
![]() |
---|
Isu Oplosan Berlalu, Kini Warga Tegal Pusing dengan Harga Beras Masih Tinggi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.