Berita Jateng
Ferry Wawan Cahyono Dorong Percepatan Penanganan Lonjakan Harga Beras
Wakil Ketua DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono mendorong adanya percepatan penanganan agar tidak memicu kenaikan harga pangan lainnya maupun nonpangan
TRIBUNJATENG. COM, SEMARANG - Terjadinya lonjakan harga beras di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah pada saat ini membuat Wakil Ketua DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono mendorong adanya percepatan penanganan agar tidak memicu kenaikan harga pangan lainnya maupun sektor nonpangan.
Menurut Ferry, Pemprov Jateng perlu melakukan langkah nyata guna menekan tren negatif tersebut dan melakukan langkah efektif bisa untuk menekan harga beras kembali normal.
Jika langkah cepat tidak dilakukan, lanjut dia, maka lonjakan harga beras itu bisa meremen ke wilayah lain dan juga menimbulkan inflasi. Lantaran beras menjadi bahan pangan pokok masyarakat Jateng saat ini.
“Pemerintah harus segera turun, cek harga riil di masyarakat di tingkat konsumen itu berapa. Ketahui penyebabnya apa dan lakukan penetrasi untuk menekan harga itu," katanya.
Politikus Partai Golkar itu menyebut analisa berdasarkan data riil penting untuk saat ini guna pengambilan kebijakan yang tepat.
“Apakah stok di wilayah tersebut terbatas atau terjadi penumpukan stok di beberapa wilayah saja,” ujarnya.
Lonjakan beras di sejumlah daerah itu terjadi pada jenis beras medium dan premium.
Berdasarkan data Sistem Pemantauan dan Kebutuhan Pokok (SP2KP), harga rata-rata beras medium per 15 September 2023 di Jateng Rp12.679/ kg, tapi di Kota Tegal, Kota Magelang, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Kendal mencapai Rp13.500/ kg, sedangkan di Kabupaten Temanggung Rp13.333/ kg.
Ferry mengingatkan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jateng agar menjadikan hal ini persoalan serius karena lonjakan harga beras bisa saja memicu kenaikan harga pangan lainnya, bahkan tidak menutup kemungkinan berpengaruh di sektor nonpangan.
Terlebih lagi saat ini Jawa Tengah masih dihadapkan dengan persoalan angka kemiskinan dan stunting yang juga menjadi fokus pemerintah pusat, dimana ini masih ada 17 kabupaten/kota yang menjadi fokus penurunan tengkes (stunting).
"Jangan sampai lonjakan harga beras ini akan berpengaruh negatif pada upaya penurunan angka kemiskinan dan masalah stunting di Jawa Tengah," katanya.
Terkait ketersediaan beras, pada Desember 2023 nanti, diperkirakan masih ada sisa stok sebesar 96 ribu ton, sedangkan Cadangan Beras Pemerintah Provinsi (CBPP) Jawa Tengah, posisi September 2023 ini sebesar 150 ton setara beras, yang siap didayagunakan untuk mengatasi kekurangan pangan masyarakat. (ADV/ANF)
| Tiga Usulan Gubernur Penanganan Banjir Disetujui Pemerintah Pusat |
|
|---|
| Dewan Pers Ingatkan Jurnalis: Gunakan AI Boleh, Asal Patuhi Kode Etik dan Verifikasi Ganda |
|
|---|
| Laboratorium SSDM Jateng Luncurkan Aplikasi Pelayanan Pengujian Geologi dan Mineral |
|
|---|
| Gubernur Ahmad Luthfi Sebut Sekolah Rakyat di Jateng Jadi Cara Entaskan Kemiskinan |
|
|---|
| Pemprov Jateng Berikan Dukungan Pemuda Mencegah Anti Korupsi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.