Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kabupaten Semarang

Dampak 5 Bulan Tak Ada Hujan, Air Embung Sebligo Ungaran Mengering, 48 Pohon Durian Milik Warga Mati

Biasanya, Embung Sebligo Ungaran berfungsi sebagai tadah hujan dan airnya digunakan untuk irigasi perkebunan durian masyarakat sekitar.

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV PRADANA
Kondisi terkini Embung Sebligo di Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang habis dan mengering akibat musim kemarau berkepanjangan, Minggu (8/10/2023) sore. Embung tersebut berfungsi sebagai tadah hujan dan airnya digunakan untuk irigasi perkebunan durian masyarakat sekitar. 

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Air di Embung Sebligo di Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang habis dan mengering akibat musim kemarau berkepanjangan.

Biasanya, embung tersebut berfungsi sebagai tadah hujan dan airnya digunakan untuk irigasi perkebunan durian masyarakat sekitar.

Selain itu, ikan-ikan yang juga dimasukkan ke dalam embung seluas sekira 0,5 hektare itu juga dimanfaatkan para pemancing.

Akibat hal tersebut, terdapat puluhan pohon durian yang mati dan para pemancing tidak bisa melakukan hobinya.

Berdasarkan penuturan Kepala Desa Lerep, Sumaryadi, Embung Sebligo sudah mengering selama dua pekan.

Baca juga: Belum Ada Satupun Tersangka yang Ditetapkan Polisi di Kasus Kecelakaan Karambol Tol Ungaran-Semarang

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Karambol di Tol Ungaran Semarang Libatkan 6 Kendaraan

“Kami terlena karena sudah dua tahun sebelumnya embung selalu sisa (airnya)."

"Biasanya dua tahun belakang musim kemaraunya hanya satu sampai 2 bulan."

"Tidak seperti sekarang yang sudah 5 bulan tidak hujan,” kata Sumaryadi kepada Tribunjateng.com, Minggu (8/10/2023).

Air di embung tersebut sebenarnya berfungsi untuk mengairi sebanyak sekira 3.000 pohon durian yang dikelola masyarakat sekitar.

3.000 pohon durian itu ditanam secara serentak pada 2019.

Penanaman itu masuk dalam program Sentra Pemberdayaan Tani Kelompok Petani Buah Durian dan kerja sama Pemerintah Desa Lerep dengan Yayasan Obor Tani (Yabortan) dan program CSR dari Pertamina.

Konsep itu sebelumnya diterapkan untuk kawasan desa yang minim sumber air dan mengandalkan air hujan.

Kini, lanjut Sumaryadi, pihaknya harus berupaya mencari air dari luar kawasan itu untuk tetap menghidupi pohon durian.

Meskipun demikian, terdapat 48 durian yang mati akibat kekeringan di embung tersebut.

“Padahal sudah ada 40 persen yang mulai berbuah (durian) tahun ini."

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved