Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Motif Pembunuhan di Subang, Rp 200 Juta Cair saat Suasana Duka, Kakak Amel Dipaksa Keluar Yayasan

Motif pembunuhan di Subang dua tahun lalu disebut terkait keberadaan Yayasan Bina Prestasi Nasional

Editor: muslimah
Youtube channel Anjas Asmara
Kronologi Penangkapan Yosef, Tersangka Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Pintu Rumah Istri Muda Didobrak Polisi  

TRIBUNNJATENG.COM -- Motif pembunuhan di Subang dua tahun lalu disebut terkait keberadaan Yayasan Bina Prestasi Nasional.

Amalia Mustika Ratu dan ibunya, Tuti Suhartini dibantai di rumah mereka pada malam pertengan Agustus 2021.

Kini lima orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Termasuk ayah Amel atau suami Tuti, Yosef.

Apa yang membuat seorang ayah dan suami bisa sekejam itu?

Baca juga: Sedih, Amel Masih Suguhkan Gorengan ke Pelaku Sebelum Dibunuh, Pesanannya tak Seperti Biasanya

Baca juga: Kronologi Pembunuhan Tuti dan Amel, Selain Mengambil Golok, Ini Peran Danu Lainnya

Wajah Tuti Suhartini (kiri)
Wajah Tuti Suhartini (kiri) (ISTIMEWA) dan Amalia Mustika Ratu

"Bongkar dulu yayasan, kalau sudah dibongkar baru ketahuan (motif kasus Subang)," kata Achmad Taufan, pengacara Muhamad Ramdanu alias Danu.

Yayasan Bina Prestasi Nasional disebut-sebut menjadi alasan pelaku kasus Subang.

Yayasan ini beralamatkan di Curugrendeng, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang.

Yayasan itu terbentuk tahun 2009, dirintis oleh Yosef Hidayah dan istri mudanya, Mimin.

Mimin menjadi bendahara Yayasan Binsa Prestasi Nasional selama 2 tahun.

Posisinya kemudian digantikan istri pertama Yosef, Tuti Suhartini.

"Awalnya Yoris ketua yayasan sebelum terjadi pembunuhan. Yosef dewan pembina, Tuti bendahara, Amel sekretaris," papar pengacara Yoris, Leni Anggraeni.

Selama menjabat, Tuti dan Amel mendapat penghasilan sebesar Rp 10 juta, Yoris Rp 10 juta.

Sedangkan Yosef, mendapat uang dari yang diberikan oleh Tuti.

Setelah terjadi pembunuhan ibu dan anak di Subang, Yosef Hidayah menempati jabatan sebagai Ketua Yayasan Bina Prestasi Nasional.

Sedangkan Yoris Raja Amarullah menjadi kepala sekolahnya.

"Kata Yoris, Mimin kesel kali minta uang teh harus ke mama terus kan mama bendahara. Mungkin yah," kata Leni.

Informasi dari Yoris, kata Leni, sebagian staf di yayasan tersebut merupakan keluarga Mimin.

"Stafnya banyak keluarga bu Miminm" katanya.

Jika memang menjadi motif pembunuhan ibu dan anak di Subang, apa yang diperebutkan di yayasan tersebut ?

Leni Anggraeni menerangkan kesaksian Yoris, tak ada proyek bernilai fantastis di yayasan tersebut.

Katanya, hanya ada pencairan dana BOS.

"Kalau setahu Yoris gak ada proyek (nilai fantastis). Tahunya ada dana BOS aja. Gak ada uang lain-lain, kalau pengakuan a Yoris," kata Leni.

Dana BOS di yayasan tersebut cair dua atau tiga kali per tahunnya.

Nominalnya sekitar Rp 200 juta sampai Rp 300 juta sekali cair.

"Dari satu yayasan bisa Rp 1 miliar. Itu bukan uang (pribadi), buat sekolah, buat guru. Gak mungkin bisa di (mainkan) ini," kata Leni.

Namun begitu Leni mengungkap kejadian tak biasa yang dialami kliennya, Yoris.

Beberapa waktu setelah pembunuhan ibu dan anak di Subang, Yosef mendadak meminta Yoris mencairkan dana.

Yoris yang masih dalam kondisi berduka ditinggal ibu dan adiknya, langsung naik darah pada Yosef.

"Ribut sama pak Yosef. 'Belum ge mamah udah bahas uang'. Makanya sama Yoris gak mau ikut campur urusan uang. Ada pencairan oleh orang pak Yosef. Ada Rp 200 juta,. Yoris gak ikutan," katanya.

Yoris tak terima ketika suasana masih bersedih, Yosef justru sibuk mengurus uang.

"Udah ngomongin duit. 'Yoris coba cairkan itu uang'. Ini kan lagi sedih," kata Leni.

Kepada TribunnewsBogor.com beberapa waktu lalu, Yoris Raja Amarullah sempat mengaku dipaksa untuk kembali menjabat sebagai kepala sekolah.

"Ditarik lagi sama si papah (Yosef) soalnya papah maksa Yoris buat ngejalanin sekolah lagi dulu lewat Kades Jalancagak ya saya mengalah," kata Yoris lewat pesan WhatsApp kepada TribunnewsBogor.com.

Ia mengaku sudah tak lagi menjadi pengurus Yayasan Bina Prestasi Nasional.

"Sekarang mah keluar dari yayasan jadi kepala sekolah," kata Yoris. (*)
  
Sumber: TribunnewsBogor.com

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved