UMKM Kudus
Bangkit Usai Pandemi, Usaha Jenang Ali Dipasarkan Hingga Kalimantan dan Sulawesi
Butuh waktu kurang lebih 8 tahun bagi Ali untuk mengembangkan usaha jenangnya agar bisa menyasar pasar luas.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Nama Jenang Armina, Mutiara, dan Amalia karya Ali Esmanto (32), warga Desa Temulus, RT 2 RW 6 Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus mulai dikenal di wilayah Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi.
Butuh waktu kurang lebih 8 tahun bagi Ali untuk mengembangkan usaha jenangnya agar bisa menyasar pasar luas.
Mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kabupaten Kudus periode 2019-2022 itu mampu memajukan usaha dengan modal mandiri, didukung dengan bantuan permodalan dari Kementerian, serta bantuan alat dari Provinsi Jawa Tengah.
Pada 2015 lalu, Ali mendapatkan bantuan permodalan Kementerian senilai Rp 14 juta untuk pengembangan usaha.
Selang setahun, tepatnya pada 2016, dia kembali mendapatkan bantuan usaha berupa alat peras santan, ember dan beberapa perlengkapan lain untuk pengembangan usaha jenangnya.
Modal usaha yang dikumpulkan, dan bantuan yang diterima dimaksimalkan untuk membangun sebuah usaha jenang khas Kudus.
Di situlah awal karir usaha jenang yang dirintis Ali sebagai pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) rintisan.
"Sejak kuliah, saya ikut berbagai pelatihan yang diadakan Pemerintah Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, juga pernah ikut pelatihan kewirausahaan oleh Kementerian di Jakarta. Dari situ belajar soal manajemen keuangan, pemasaran produk, belajar mental, melihat peluang, inovasi, hingga evaluasi produk," terangnya, Jumat (20/10/2023).
Baca juga: Museum Jenang Kudus Raih Rekor Muri sebagai Museum Jenang Pertama,
Baca juga: Kemeriahan Kirab Jenang Tebokan di Kudus, Bentuk Syukur Warga Kaliputu Sebagai Sentra Jenang
Ali Esmanto bercerita, sejak kecil dia sudah mendambakan punya usaha jenang setelah melihat banyak produk jenang Kudus dititipkan ke ruko orangtuanya.
Dia pun tertarik untuk membuat home industri jenang sendiri.
Ali menyadari bahwa membuka produksi jenang membutuhkan modal yang tidak sedikit.
Pemuda 32 tahun tersebut lantas mulai menabung sejak kuliah guna mengumpulkan modal untuk merintis usaha batu loncatan terlebih dahulu.
Saat itu, Ali mulai terjun ke dunia usaha seperti budidaya cacing, hingga eskrim.
Hasil dari usaha yang dijalani digunakan untuk merintis home industri jenang Kudus yang dipusatkan di rumah tinggalnya.
"Waktu itu saya dapat mengumpulkan modal sekitar Rp 100 jutaan untuk membeli bahan baku dan alat-alat pengolahan jenang. Modalnya sangat kurang, belum kebutuhan pendukung lainnya. Alhamdulillah bisa didukung bantuan juga dari Kementerian dan Provinsi Jawa Tengah," tuturnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.