Berita Semarang
Nasib Hutan Mangrove di Pesisir Semarang Jawa Tengah: Dikejar Abrasi, Dihantam Oligarki
Hutan mangrove tampak memanjang ratusan meter persis di sisi timur Kawasan Industri Terboyo, Kecamatan Genuk, Kota Semarang.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: raka f pujangga
Namun, pendapatan mereka saat ini di angka Rp100 ribu, itupun diperoleh dengan susah payah. Turunnya pendapatan mereka lantaran sumber nafkah mereka terenggut setelah adanya proyek tol.
Ditambah, mereka adalah nelayan harian.
Artinya, ketika melaut tidak sampai ke tengah perairan melainkan hanya di pinggiran. Sedangkan di pinggiran sedang ada proyek tol.
“Kejadian terakhir ada gesekan antara nelayan dengan pelaksana proyek tol terkait mangrove dan lokasi penangkapan warga. Mau cari ikan tidak boleh. Mendekat 100 meter saja disuruh pergi padahal lokasi itu tempat kami mencari ikan,” bebernya.
Agus khawatir ketika tol dibangun maka kawasan pesisir tempatnya mencari nafkah akan benar-benar lenyap.
Jenis ikan karapu, kakap, udang, kepiting hingga rajungan yang setiap saat ada bakal musnah digantikan bangunan beton.
Nelayan bisa saja melaut tetapi harus melaut lebih jauh.
Namun, otomatis mereka harus mengganti perahu dan peralatannya karena perahu dan alatnya sekarang hanya cukup untuk kebutuhan melaut di wilayah tepian atau tak lebih dari 1 kilometer dari pesisir.
“Mau alih profesi kerja apa? Nenek moyang kami pelaut, masak kerja di darat semua, terus siapa yang kerja di laut,” tegasnya.
Terpisah, Koordinator Lapangan (Korlap) kelompok Cinta Alam Magrove Asri dan Rimbun (Camar) Kelurahan Tanjung Mas, Semarang Utara, Zazid (49) mengatakan, kelompoknya tak setuju dengan berbagai bentuk proyek pembangunan di wilayah pesisir Semarang terutama saat harus menggusur hutan mangrove.
Meski begitu, ia tak bisa berbuat banyak sehingga hanya bisa berkompromi dengan keadaan.
"Misal kita melawan ditanya legalitasnya? Kita kalah sebab lahan mangrove yang kita tanam itu bukan milik kita pribadi tapi dikuasai swasta maupun pemerintah," katanya.
Ia mencontohkan ketika adanya proyek pembangunan Banjir Kanal Timur (BKT) yang berimbas pada hilangnya kawasan hutan mangrove.
Kala itu, petani mangrove dan nelayan tak bisa apa-apa.
Mereka dipaksa ikhlas meski harus menyadari mereka telah kehilangan sebagian ruang penghidupan.
Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini Kamis 28 Agustus 2025: Hujan Ringan |
![]() |
---|
Mobilmu Mau Dipasang One Auto Film Premium? Cukup Bayar Rp2 Juta di Oneway Kaca Film Semarang |
![]() |
---|
Pemkot Evaluasi SOP Pengelolaan Gedung Cagar Budaya Setelah Kebakaran Resto di Kota Lama Semarang |
![]() |
---|
Lanjut Usia, Alasan Hakim Tipikor Semarang Tidak Cabut Hak Politik Mbak Ita Meski Divonis 5 Tahun |
![]() |
---|
Stok Beras di Kota Semarang Masih Cukup hingga 1 Bulan 21 Hari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.