Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kriminal

7 Hari Kasus Kematian Tak Wajar Bocah Perempuan Semarang Berlalu, Ini Jawaban Polisi

Kasus kematian tak wajar anak perempuan Semarang berinisial DKW (12) sudah memasuki hari ke tujuh.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: raka f pujangga
IST
Teman satu kelas DKW (12) melalukam doa bersama untuk mendingan yang meninggal tak wajar Semarang yang hingga kini kasusnya belum terkuak, di Kota Semarang, Jumat (3/11/2023). 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Kasus kematian tak wajar anak perempuan Semarang berinisial DKW (12) sudah memasuki hari ke tujuh.

Namun, kasus kematian anak kelas 6 SD tersebut sampai hari ini belum kunjung terungkap.

"Kami masih melakukan pendalaman terkait dengan kematian anak tersebut," ujar Wakasatreskrim Polrestabes Semarang AKP Aris Munandar saat dihubungi, Rabu (8/11/2023).

Baca juga: Teman-teman Sekelas Doakan DKW Anak Perempuan yang Meninggal Tak Wajar di Kota Semarang

Terkait saksi yang diperiksa, ia menyebut jumlahnya tidak terlalu jauh dengan pemeriksaan sebelumnya.

"Jumlah detailnya kami komunikasikan dengan penyidik," bebernya.

Begitupun ihwal hasil penyelidikan, pihaknya belum dapat berbicara banyak.

"Kami nanti sampaikan untuk perkembangan lebih lanjut," tuturnya.

Kematian DKW (12) anak kelas 6 SD di Semarang Timur ini baru saja diperingati oleh pihak keluarga dengan menggelar acara tahlilan tujuh hari. 

Acara tahlilan digelar pada Selasa (7/11/2023). 

Tribun berupaya melakukan konfirmasi kepada pihak keluarga yang diterima oleh ayah korban berinisial S.

Ketika ditemui S sedang bersama istrinya berinisial NF sedang berada di ruang tamu rumah mereka di gang sempit, Kecamatan Semarang Timur.

Mereka berdua belum berkenan untuk diwawancarai karena masih dalam kondisi berkabung.

Diberitakan sebelumnya, suasana kelas 6B di sebuah SD di Semarang Timur, Kota Semarang pagi itu hening,
Jumat (3/11/2023).

Mereka menundukkan kepala sejenak sembari berdoa untuk mendiang DKW (12) teman satu kelas mereka yang telah berpulang pada Rabu (1/11/2023).

DKW merupakan anak perempuan meninggal tak wajar Semarang yang hingga kini kasusnya belum terkuak.

"Iya, kami berdoa secara khusus untuk korban," ucap wali kelas 6B di SD tersebut, Siti.

Ia menyebut, sangat syok ketika mendengar kabar kematian korban.

Sebab, saat terakhir bertemu dengannya tak ada hal yang mencurigakan.

Ia bertemu terakhir dengan korban saat latihan upacara, Jumat (27/10/2023).

"Korban jadi petugas paduan suara, keluhkan pusing, saya minta untuk istirahat, setelah latihan anak ini masih ikut pelajaran sampai selesai," ungkapnya.

Sehabis itu, pada Senin dan Selasa pekan depannya, korban tidak masuk sekolah dengan keterangan izin sakit.

Izin tersebut dikirim melalui pesan WhatsApp ke nomor Siti.

"Izinnya sakit panas dan kepala pusing, saya jawab di chat itu, semoga cepat sembuh," bebernya.

Ia mengaku, baru tiga bulan mengampu sebagai wali kelas 6 B sehingga belum mengenal korban secara detail.

Dalam komunikasi kegiatan belajar mengajar di kelas, korban lebih sering bersikap pasif.

Untuk kemampuan belajar, korban termasuk murid dengan kemampuan standar atau tidak termasuk murid yang menonjol.

"Anaknya cenderung pendiam, tidak aktif, baru mau menjawab ketika ditanya," paparnya.

Hal demikian diungkapkan pula oleh teman-teman korban.

"Saya tanya ke teman sebangkunya, korban ini orangnya tertutup, pernah cerita hanya soal sepeda listrik," tuturnya.

Selama duduk di kelas 6, kata dia, korban izin selama tiga kali.

Izin pertama selama lima hari dilakukan pada bulan September.

Korban izin untuk ikut pulang kampung bersama orangtuanya karena ada kerabat yang meninggal dunia.

Izin kedua, dilakukan pada Oktober selama dua hari karena sakit kepala.

"Izin terakhir ya kemarin itu," katanya.

Akibat kejadian ini, ia menjadi syok sehingga meminta kepada para anak didiknya untuk bercerita ketika terjadi apapun.

"Tentu syok, makanya saat ini saya minta ke anak-anak lainnya kalau ada apa-apa untuk cerita," bebernya.

Di sisi lain, polisi sementara telah memeriksa keluarga korban meliputi ayah korban berinisial S, ibunya NF dan kakanya DSW.

Baca juga: Mbak Ita Dorong Kasus Kematian Tak Wajar Bocah Semarang Segera Diusut Tuntas

Ayah korban bekerja sebagai tukang pikul ikan saat malam hari di pasar Kobong.

Ibunya bekerja di toko beras dan kakaknya bekerja di pabrik plastik.

"Kemarin kan sudah ada tiga saksi yang kita periksa, hari ini rencananya saksi yang mengantarkan orangtua korban ke rumah sakit, tapi saksi itu hari ini libur," ucap Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Semarang, Iptu Tri Harijanto, Kamis (2/11/2023). (iwn)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved