Berita Regional
Kustini Menagis, Motor Buat Ngojek Terbawa Banjir, Ia Mengais di Tumpukan Sampah, Rumah juga Ambruk
Kustini mengatakan, dengan motor itu, ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan menafkahi anak dan ibunya Aminah (59) karena sudah tak memiliki suami
Tangis Kustini pecah, saat ada kerabatnya merangkulnya dan memeluknya, sambil memberi motivasi kepada kustini untuk tetap tabah dan sabar atas kejadian yang menimpanya.
Selain motornya yang hingga kini belum ditemukan, akibat hanyut diterjang bajir bandang, rumah milik Kustini, juga ambruk diterjang banjir.
Kustini mengungkapkan, sebelum terjadi banjir bandang, dirinya mengantisipasi banjir dengan menitipkan anaknya di rumah kakaknya yang memiliki rumah dua tingkat.
Saat kejadian banjir bandang, Kustini Mengaku sedang berada di rumah bersama ibunya, setelah membereskan barang antisipasi terjadi banjir.
"Biasanya banjir bertahap dan paling tinggi sekitar 1 meter.
Tapi banjir kemarin, tiba-tiba air tinggi. Saya sudah naik ke tempat tinggi di rumah air terus naik," kata dia.
Kustini mengaku, saat itu dirinya panik ingin bisa menyelamatkan diri bersama ibunya karena banjir tak seperti biasanya, air langsung tinggi dan deras.
"Saya sudah naik paranggong (tempat tinggi seperti meja yang dibuat untuk menyimpan barang jika banjir) namun air terus naik," ujarnya.
Namun, menurut Kustini, air terus naik, akhirnya dirinya menjebol atap.
"Saya jebol atap, untuk menyelamatkan diri, saat itu tak terpikir apapun hanya bagaimana saya dan ibu bisa menyelamatkan diri," katanya.
Setelah menjebol atap, kata Kustini, dirinya bersama ibunya naik ke atas genteng.
"Untungnya ibu diberi kekuatan untuk naik ke genteng, di atas genteng, saya teriak teriak minta tolong," katanya.
Lalu, kata Kustini ada tetangganya, yang atap rumahnya sudah dicor.
"Saya dan ibu ditolongnya dibawa ke rumahnya yang atapnya dicor, menyusuri genteng dan akhirnya bisa naik ke rumah tetangga itu," ujar Kustini.
Kustini mengatakan, saat di atap rumah tetangganya, ia melihat rumahnya ambruk dihantam derasnya air banjir bandang saat itu.
| Harga Pertalite Eceran Tembus Rp 25.000: Warga Sampai Antre 2 Jam di SPBU |
|
|---|
| Kasus Mahasiswa Hanyut Terjadi Lagi, 2 Mahasiswa Polindra Hilang Saat Rafting Tanpa Izin Kampus |
|
|---|
| Alasan Licik Bripda Waldi: Curi Emas dan Mobil Dosen Erni Untuk Membuat Seolah Perampokan |
|
|---|
| Estafet Penculikan 1.806 Km: Kisah Bilqis, Balita Makassar Dijual Rp 80 Juta ke Suku Anak Dalam |
|
|---|
| Setelah Lakukan Pembunuhan, Bripda Waldi Sempat Kembali ke Rumah Dosen EY untuk Cek Kondisi Korban |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/Kustini-40-warga-Kampung-Lamajang-RT-01-cari-motornya-yang-terbawa-banjir-bandang.jpg)